KLAUSA
1. Pengertian
Klausa
Klausa ialah satuan gramatikal,
berupa kelompok kata yang sekurang-kurangnya terdiri dari subjek (S) dan
predikat (P), dan mempunyai potensi untuk menjadi kalimat (Kridalaksanadkk,
1980:208).
Klausa ialah unsure kalimat, karena sebagian
besar kalimat terdiri dari dua unsure klausa (Rusmaji, 113). Unsur inti klausa adalah
S dan P. Namun demikian, S juga sering juga dibuangkan, misalnya dalam kalimat luas
sebagai akibat dari penggabungan klausa, dan kalimat jawaban (Ramlan, 1981:62.)
Dari definisi tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa klausa adalah satuan gramatik yang terdiri atas predikat, baik
diikuti oleh subjek, objek, pelengkap, keterangan atau tidak dan merupakan bagian
dari kalimat. Penanda klausa adalah P, tetapi yang menjadi klausa bukan hanya
P, jika mempunyai S, klausa terdiri atas S dan P. Jika mempunyai S, klausa terdiri
dari atas S, P, dan O. jika tidak memiliki O dan Ket, klausa terdiri atas P, O,
dan Ket. Demikian seterusnya. Penanda klausa adalah P, tetapi yang dianggap sebagai
unsure inti klausa adalah S dan P.
Penanda klausa adalah P, tetapi dalam
realisasinya P itu bisa juga tidak muncul misalnya dalam kalimat jawaban atau dalam
bahasa Indonesia lisan tidak resmi. Contoh :
Pertanyaan : kamu memanggil siapa?
Jawaban : teman satu kampus à S dan P-nya dihilangkan.
Contoh pada bahasa tidak resmi : saya
telat ! àP-nya dihilangkan.
Klausa merupakan bagian dari kalimat.
Oleh karena itu, klausa bukan kalimat. Klausa belum mempunyai intonasi lengkap.
Sementara itu kalimat sudah mempunyai intonasi lengkap yang ditandai dengan adanya
kesenyapan awal dan kesenyapan akhir yang menunjukkan bahwa kalimat tersebut sudah
selesai. Klausa sudah pasti mempunyai P, sedangkan kalimat belum tentu mempunyai
P.
2. Jenis-jenis Klausa
Ada tiga dasar
yang dapat digunakan untuk mengklasifikasikan klausa. Ketiga dasar itu adalah
(1) Klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya (BSI), (2) Klasifikasi
klausa berdasarkan ada tidaknya unsur negasi yang menegatifkan P (BUN), dan (3)
Klasifikasi klausa berdasarkan kategori frasa yang menduduki fungsi P (BKF).
Berikut hasil klasifikasinya :
A. Klasifikasi
klausa berdasarkan struktur internnya.
Klasifikasi
klausa berdasarkan struktur internnya mengacu pada hadir tidaknya unsur inti
klausa, yaitu S dan P. Dengan demikian, unsur ini klausa yang bisa tidak hadir
adalah S, sedangkan P sebagai unsur inti klausa selalu hadir. Atas dasar itu,
maka hasil klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya, berikut
klasifikasinya :
1.
Klausa Lengkap
Klausa lengkap
ialah klausa yang semua unsur intinya hadir.
Klausa ini
diklasifikasikan lagi berdasarkan urutan S dan P menjadi :
Ø Klausa Versi, yaitu klausa
yang S-nya mendahului P. Contoh :
Kondisinya sudah baik.
Rumah itu sangat besar.
Mobil itu masih baru.
Ø Klausa Inversi, yaitu klausa
yang P-nya mendahului S. Contoh :
Sudah baik kondisinya.
Sangat besar rumah itu.
Masih baru mobil itu.
2.
Klausa Tidak
Lengkap
Klausa tidak
lengkap yaitu klausa yang tidak semua unsur intinya hadir. Biasanya dalam
klausa ini yang hadir hanya S saja atau P saja. Sedangkan unsur inti yang lain
dihilangkan.
B. Klasifikasi Klausa
Berdasarkan Ada Tidaknya Unsur Negasi Yang Secara Gramatik Menegatifkan P.
Unsur negasi
yang dimaksud adalah tidak, tak, bukan, belum, dan jangan.
Klasifikasi klausa berdasarkan ada tidaknya unsur negasi yang secara gramatik
menegatifkan P menghasilkan :
1.
Klausa Positif
Klausa poisitif ialah klausa yang ditandai tidak adanya
unsur negasi yang menegatifkan P. Contoh :
Ariel seorang penyanyi terkenal.
Mahasiswa itu mengerjakan tugas.
Mereka pergi ke kampus.
2.
Klausa Negatif
Klausa negatif ialah klausa yang ditandai adanya unsur
negasi yang menegaskan P. Contoh :
Ariel bukan seorang penyanyi terkenal.
Mahasiswa itu belum mengerjakan tugas.
Mereka tidak pergi ke kampus.
Kata negasi
yang terletak di depan P secara gramatik menegatifkan P, tetapi secara sematik
belum tentu menegatifkan P. Dalam klausa Dia tidak tidur, misalnya,
memang secara gramatik dan secara semantik menegatifkan P. Tetapi, dalam klausa
Dia tidak mengambil pisau, kata negasi itu secara sematik bisa
menegatifkan P dan bisa menegatifkan O. Kalau yang dimaksudkan 'Dia tidak
mengambil sesuatu apapun', maka kata negasi itu menegatifkan O. Misalnya dalam
klausa Dia tidak mengambil pisau, melainkan sendok.
C. Klasifikasi Klausa
Berdasarkan Kategori Frasa Yang Menduduki Fungsi P.
Berdasarkan
kategori frasa yang menduduki fungsi P, klausa dapat diklasifikasikan menjadi :
1.
Klausa Nomina
Klausa nomina
ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa nomina.
Contoh :
Dia seorang
sukarelawan.
Mereka bukan
sopir angkot.
Nenek saya
penari.
2.
Klausa Verba
Klausa verba
ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa verba. Contoh
:
Dia membantu
para korban banjir.
Pemuda itu
menolong nenek tua.
3.
Klausa
Adjektiva
Klausa
adjektiva ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa
adjektiva. Contoh :
Adiknya sangat
gemuk.
Hotel itu sudah
tua.
Gedung itu
sangat tinggi.
4.
Klausa
Numeralia
Klausa
numeralia ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori
numeralia. Contoh :
Anaknya lima
ekor.
Mahasiswanya
sembilan orang.
Temannya dua
puluh orang.
5.
Klausa
Preposisiona
Klausa
preposisiona ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa
preposisiona. Contoh :
Sepatu itu di
bawah meja.
Baju saya di
dalam lemari.
Orang tuanya di
Jakarta.
6.
Klausa Pronomia
Klausa
pronomial ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategoi ponomial.
Contoh :
Hakim
memutuskan bahwa dialah yang bersalah.
Sudah
diputuskan bahwa ketuanya kamu dan wakilnya saya.
D.
Klasifikasi Klausa Berdasarkan
Potensinya Untuk Menjadi Kalimat
Klasifikasi
klausa berdasarkan potensinya untuk menjadi kalimat dapat dibedakan atas :
1.
Klausa Bebas
Klausa bebas
ialah klausa yang memiliki potensi untuk menjadi kalimat mayor. Jadi, klausa
bebas memiliki unsur yang berfungsi sebagai subyek dan yang berfungsi sebagai
predikat dalam klausa tersebut. Klausa bebas adalah sebuah kalimat yang
merupakan bagian dari kalimat yang lebih besar. Dengan perkataan lain, klausa
bebas dapat dilepaskan dari rangkaian yang lebih besar itu, sehingga kembali
kepada wujudnya semula, yaitu kalimat. Contoh :
Anak itu badannya
panas, tetapi kakinya sangat dingin.
Dosen kita itu rumahnya
di jalan Ambarawa.
Semua orang
mengatakan bahwa dialah yang bersalah.
2.
Klausa terikat
Klausa terikat
ialah klausa yang tidak memiliki potensi untuk menjadi kalimat mayor, hanya
berpotensi untuk menjadi kalimat minor. Kalimat minor adalah konsep yang
merangkum : pangilan, salam, judul, motto, pepatah, dan kalimat telegram.
Contoh :
Semua murid
sudah pulang kecuali yang dihukum.
Semua
tersangkan diinterograsi, kecuali dia.
Ariel tidak
menerima nasihat dari siapa pun selain dari orang tuanya.
E.
Klasifikasi Klausa Berdasarkan Criteria
Tatarannya Dalam Kalimat.
Oscar Rusmaji (116) berpendapat mengenai beberapa jenis klausa.
Menurutnya klausa juga dapat diklasifikasikan berdasarkan kriteria tatarannya
dalam kalimat.
Berdasarkan
tatarannya dalam kalimat, klausa dapat dibedakan atas :
1.
Klausa Atasan
Klausa atasan
ialah klausa yang tidak menduduki f ungsi sintaksis dari klausa yang lain.
Contoh :
Ketika paman
datang, kami sedang belajar.
Meskipun
sedikit, kami tahu tentang hal itu.
2.
Klausa Bawahan
Klausa bawahan
ialah klausa yang menduduki fungsi sintaksis atau menjadi unsur dari klausa
yang lain. Contoh :
Dia mengira
bahwa hari ini akan hujan.
Jika tidak ada
rotan, akarpun jadi.
- Analisis Klausa
Klasifikasi
dapat dianalisis berdasarkan tiga dasar, yaitu :
Ø
Berdasarkan fungsi unsur-usurnya
Ø
Berdasarkan kategori kata atau frase
yang menjadi unsurnya
Ø
Berdasarkan makna unsur-unsurnya.
A.
Analisis Klausa
Berdasarkan Fungsi Unsur-unsurnya
Klausa terdiri
dari unsur-unsur fungsional yang di sini disebut S, P, O, pel, dan ket. Kelima
unsur itu tidak selalu bersama-sama ada dalam satu klausa. Kadang-kadang satu
klausa hanya terdiri dari S dan P kadang terdiri dari S, P dan O, kadang-kadang
terdii dari S, P, pel dan ket. Kadang-kadang terdiri dari P saja. Unsur fungsional
yang cenderung selalu ada dalam klausa ialah P.
- S dan P
Contoh :
Budi(S) tidak berlari-lari(P) èTidak berlari-lari(P) Budi(S)
Badannya(S) sangat lemah(P) è Sangat
lemah(P) badannya(S)
- O dan Pel
P mungkin
terdiri dari golongan kata verbal transitif, mungkin terdiri dai golongan kata
verbal intransitif, dan mungkin pula terdirri ari golongan-golongan lain.
Apabila terdiri dari golongan kata verbal transitif, diperlukan adanya O yang
mengikuti P itu. Contoh :
Kepala
Sekolah(S) akan menyelenggarakan(P) pentas seni(O).
Pentas seni(S)
akan dislenggarakan(P) kepala sekolah(O)
- KET
Unsur klausa
yang tidak menduduki fungsi S, P, O dan Pel dapat diperkirakan menduduki fungsi
Ket. Berbeda dengan O dan Pel yang selalu terletak di belakang dapat, dalam
suatu klausa Ket pada umumnya letak yang bebas, artinya dapat terletak di depan
S, P dapat terletak diantara S dan P, dan dapat terletak di belakang sekali.
Hanya sudah tentu tidak mungkin terletak di antara P dan O, P dan Pel, karena O
dan Pel boleh dikatakan selalu menduduki tempat langsung dibelakang P. Contoh :
Akibat
banjir(Ket) desa-desa itu(S) hancur(P)
Desa-desa
itu(S) hancur(P) akibat banjir(O)
B.
Analisis Klausa
Berdasarkan Kategori Kata atau Frase yang menjadi Unsurnya.
Analisis kalusa
berdasarkan kategori kata atau frase yang menjadi unsur-unsur klausa ini itu
disebut analisis kategorional. Analisis ini tidak terlepas dari analisis
fungsional, bahkan merupakan lanjutan dari analisis fungsional.
Contoh :
Aku
|
Sudah
menghadap
|
Komandan
|
Tadi
|
|
F
|
S
|
P
|
O
|
Ket
|
K
|
N
|
V
|
N
|
Ket
|
C.
Analisis Klausa
Berdasarkan Kategori Makna dan Unsur-unsurnya.
Dalam analisis
fungsional klausa dianalisis berdasarkan fungsi unsur-unsurnya menjadi S, P, O,
Pel dan Ket dalam analisis kategorial telah dijelaskan bahwa fungsi S terdiri
dari N, fungsi P terdiri dari N, V, Bil, FD, fungsi O terdiri dari N, fungsi
Pel terdiri dari N, V, Bil dan fungsi ket terdiri dari Ket, FD, N.
Fungsi-fungsi
itu disamping terdiri dari kategori-kategori kata atau frase juga terdiri dari
makna-makna yang sudah barang tentu makna unsur pengisi fungsi berkaitan dengan
makna yang dinyatakan oleh unsur pengisi fungsi yang lain. Contoh :
Dinda
|
Menemani
|
Adiknya
|
Di tempat
tidur
|
Beberapa saat
|
|
F
|
S
|
P
|
O
|
Ket 1)
|
Ket 2)
|
K
|
N
|
V
|
N
|
FD
|
N
|
M
|
Pelaku
|
Pembuatan
|
Penderita
|
Tempat
|
Waktu
|
- Makna Unsur Pengisi P
A. Menyatakan
makna "Perbuatan"
Contoh : Dinda
sedang belajar
Frase sedang
belajar yang menduduki fungsi P menyatakan makna "Perbuatan" yaitu
perbuatan yang sedang dilakukan oleh "pelakunya" yaitu 'Dinda'
B. Menyatakan
makna "Keadaan"
Contoh :
Rambutnya hitam dan lebat
RUMAH itu
sangat besar
Lukanya sangat
parah
Kata-kata hitam,
lebat, besar, dan parah semuanya merupakan makna keadaan.
Makna keadaan
dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu :
- Keadaan relatif singkat. Keadaan ini mudah berubah. Misalnya :
Rumah itu
sangat bersih
Kami sudah
mengantuk
- Keadaan yang relatif lama dan kecenderungannya tidak mudah berubah. Keadaan yang semcam ini secara khusus disebut sifat. Misalnya :
Mahasiswa itu sangat
rajin
Perempuan itu ramah
sekali
Pohon cemara
itu sangat tinggi
- Keadaan yang merupakan runtutan perubahan keadaan yang disebut proses. Misalnya :
Hujannya mereda
Pengaruhnya semakin
meluas
- Keadaan yang merupakan pengalaman kejiwaan. Misalnya :
Orang itu dapat
memahami keinginan anaknya.
Setiap orang menyukai
perbuatan baik
Orang itu sangat
sayang kepada binatang
C. Menyatakan
Makna ”Keberatan”
Contoh : Para
tamu di ruang depan
Ariel berada
diruang baca
Dinda tinggal
di luar kota
Kata yang
bercetak miring tersebut menjadi unsur pengisi P tidak menyatakan makna
"perbuatan" dan "keadaan" melainkan menyatakan makna
"keberadaan".
D. Menyatakan
makna "pengenal"
Contoh : orang
itu adalah pegawai kedutaan
Mereka adalah
imahasiswa Um
Dia adalah teman
kecil saya
E. Menyatakan
makna "jumlah"
Contoh : Rumah
itu dua rumah
Anak orang itu lima
Kaki meja itu empat
F. Menyatakan
makana "perolehan"
Contoh : Ariel
memiliki mobil
Dinda mendapat
hadiah
Sayur-sayuran
itu mengandung banyak vitamin
- Makna Unsur Pengisi S
A. Menyatakan
Makna "pelaku"
Contoh : Seorang
perempuan tua membeli beras.
Mahasiswa mengerjakan beberapa tes.
B. Menyatakan
makna "alat"
Contoh :
Truk-truk itu mengangkut beras.
Sebuah gambar
menghiasi kamar kerjanya.
C. Menyatakan
makna "sebab"
Contoh : Banjir
besar itu menghancurkan kota.
Kamar itu panas
karena perapian.
D. Menyatakan
makna "penderita"
Contoh : Benda
itu dipukulkannya dengan batu lain.
Jalan-jalan
sedang diperbaiki.
E. Menyatakan
makna "hasil"
Contoh :
Rumah-rumah banyak didirikan pemerintah.
Novel itu
dikarang oleh pengarang muda dari kalimantan.
F. Menyatakan
makna "tempat"
Contoh : Para
turis banyak berkunjung ke pantai kutai.
Gua itu belum
pernah dimasuki orang.
G. Menyatakan
makna "penerima"
Contoh :
Seorang ayah membelikan sepeda baru untuk anaknya
Gadis itu akan
dibuatkan rok oleh ibunya
H. Menyatakan
makna "pengalaman"
Contoh :
Rambutnya hitam dan lebat
Lukanya
membesar
I. Menyatakan
makna "dikenal"
Contoh : Orang
itu pegawai kedutaan
Dia adalah
teman saya
J. Menyatakan
makna "terjumlah"
Contoh : Kaki
meja itu empat
Anak orang itu
lima
- Makna Unsur Pengisi O (1)
A. Menyatakan
makna "penderita"
Contoh : Ia
menebang pohon.
Seorang
laki-laki menurunkan dua koper.
B. Menyatakan
makna "penerima"
Contoh : Ahmad
membeli buku baru untuk anaknya.
Dinda
membelikan baju baru bagi anaknya.
C. Menyatakan
makna "tempat"
Contoh : Banyak
turis mengunjungi candi Borobudur.
Petani itu
menanam ubi-ubian di tegalnya.
D. Menyatakan
makna "alat"
Contoh : Polisi
menembak penjahat dengan pistolnya
Ia mengikatkan
tali pada sebatang pohon.
E. Menyatakan
makna "hasil"
Contoh : Pemerintah
membuat jalan-jalan baru.
- Makna Unsur Pengisi O (2)
A. Menyatakan
makna "penderita".
Contoh : Ariel
membelikan anaknya buku baru.
Contoh :
Penjahit membuatkan kebaya ibu.
- Makna Unsur Pengisi PEL
A. Menyatakan
makna "penderita".
Contoh : Banyak
mahasiswa belajar bahasa jerman.
B. Menyatakan
makna "alat".
Contoh : Ia
bersenjatakan bambu runcing.
- Makna Unsur Pengisi KET
A. Menyatakan
makna "tempat"
Contoh : Aku
mengitari rumah dari samping.
B. Menyatakan
makna "waktu"
Contoh : Bapak
kepala daerah pergi ke Jakarta kemarin.
C. Menyatakan
makna"cara"
Contoh :
Pencuri itu lari dengan skripsi.
D. Menyatakan
makna"peserta"
Contoh : Ariel
senang bercakap-cakap denganku
E. Menyatakan
makna "alat"
Contoh : Anak
itu menulis dengan tangan kiri.
F. Menyatakan makna"sebab"
Contoh : Orang
itu menjadi gila karena tekanan hidup.
G. Menyatakan
makna "pelaku"
Contoh :
Senayan mulai dihuni oleh beberapa olahragawan.
H. Menyatakan
makna "keseringan"
Contoh : Ariel
telah menyerukan kata awas beberapa kali.
I. Menyatakan makna"perbandingan"
Contoh : Ariel
sangat pandai seperti kakaknya.
J. Menyatakan
makna "perkecualian"
Contoh :
Anak-anak itu tidak boleh masuk kecuali saya.
MAKNA PENGISI
UNTUK UNSUR KLAUSA
Predikat
|
subjek
|
Objek (1)
|
Objek (2)
|
Pelengkap
|
Keterangan
|
Pembuatan
keadaan
Keberadaan
Pengenal
Jumlah
Pemerolehan
|
Pelaku
Alat
Sebab
Penderita
Hasil
Tempat
Penerima
Pengalaman
Dikenal
Terjumlah
|
Penderita
Penerima
Tempat
Alat
Hasil
|
Penderita
Hasil
|
Penderita
Alat
|
Tempat
Waktu
Cara
Penerima
Peserta
Alat
Sebab
Pelaku
Keseringan
Perbandingan
Perkecualian
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar