Alhamdulillah, Segala puja dan Puji syukur kami haturkan kepada Allah
SWT, yang mana berkat hidayah dan ma'unahnya kami bisa menyelesaikan makalah
ini dengan rampung.
Yang kedua. Shalawat serta salamullah semoga tetap tercurah limpahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, yang mana berkat jerih payah beliau, kita bisa
menikmati manisnya ilmu pengetahuan dengan adanya Dinul Islam.
Dalam makalah ini, kami berkesempatan untuk sedikit membahas tema
"Perkembangan Hindu Budha di India", yang mana dalam makalah ini,
kami berusaha untuk menggali dan mencari tau, serta memberi pengetahuan baru
kepada para pembaca mengenai kapan masuknya budha, hindu di india,? Kapan
runtuhnya,? Dan seterusnya.
Tak ada gading yang tak retak, mungkin seperti itulah kami menggambarkan
makalah kami yang masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari siapapun, agar
dalam penulisan makalah yang selanjutnya bisa lebih baik lagi.
Kelompok
II
2.2.6. Ajaran
Sang Budha …………………………………………………………………………………...
11
Anak benua India merupakan tanah tempat
kebudayaan Weda, Buddha, Jaina lahir. Di sebelah utara terdapat sungai–sungai
besar seperti Indus, Gangga, Yamna, dan Brahmaputra yang memiliki lembah-lembah
subur. Di lembah-lembah subur inilah lahir peradaban Hindu muncul. Penduduk
Lembah Indus adalah bangsa Dravida yang berkulit hitam. Peradaban Lembah Indus
mengalami kemunduran ketika bangsa Arya dari Asia Tengah melakukan invasi.
Persebaran bangsa Arya dibedakan atas dua periode: masa Weda Awal dan masa Weda
Akhir. Pada masa akhir ini itu bangsa Arya mulai membangun system agama Weda
(Hindu) dan pemerintahan (politik).
Sementara itu, agama Buddha lahir dari Sidharta
Gautama, putra Raja Suddodhana dari Kapilawastu. Setelah dewasa, Sidharta pergi
dari istana dan meninggalkan segala Bentuk kesenangan duniawi. Ia berguru pada
sejumlah rahib. Ketika tiba di Desa Gaya, di Lembah Sungai Gangga, Siddharta
menjadi seorang Buddha. Setelah itu ajaran Buddha mengalami perkembangan:
Buddha Mahayana dan Hinayana. Pengaruh Buddha pun meluas hingga Cina, Jepang,
Indocina, dan Indonesia. Sekitar awal tarikh masehi, telah terjadi hubungan
dagang antara India, Indonesia Indocina, dan Cina.
Dalam makalah ini, ada beberapa yang
kami jadikan sebagai rumusan, yaitu :
·
Kapan Agama Hindu berkembang di India,?
·
Kapan Agama Budha lahir di India, ?
·
Kapan Agama Hindu mengalami kemunduran. ?
·
Kapan Agama Budha mengalami kemunduran, ?
Tujuan dari penulisan makalah ini,
adalah :
·
Untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Sejarah Asia Selatan.
·
Untuk memberikan pengetahuan baru bagi para
pembaca mengenai perkembangan agama hindu dan budha di india.
Manfaat dari penulisan makalah ini,
adalah sebagai berikut :
·
Untuk menjadi bahan pembelajaran bagi para
pembaca.
·
Untuk member pengetahuan baru bagi kami sebagai
penulis, dan juga bagi para pembaca.
Perkembangan
agama Hindu-Budha tidak dapat lepas dari peradaban lembah Sungai Indus, di
India. Di Indialah mulai tumbuh dan berkembang agama dan budaya Hindu dan
Budha. Dari tempat tersebut mulai menyebarkan agama Hindu-Budha ke tempat lain
di dunia. Agama Hindu tumbuh bersamaan dengan kedatangan bangsa Arya
(cirinya kulit putih, badan tinggi, hidung mancung) ke Mohenjodaro dan Harappa
(Peradaban Lembah Sungai Indus) melalui celah Kaiber (Kaiber Pass) pada
2000-1500 SM dan mendesak bangsa Dravida (berhidung pesek, kulit
gelap) dan bangsa Munda sebagai suku bangsa asli yang telah mendiami
daerah tersebut. Bangsa Dravida disebut juga Anasah yang berarti
berhidung pesek dan Dasa yang berarti raksasa. Bangsa Arya sendiri
termasuk dalam ras Indo Jerman. Awalnya bangsa Arya bermata pencahAryan sebagai peternak kemudian setelah menetap
mereka hidup bercocok tanam. Bangsa Arya merasa ras mereka yang tertinggi
sehingga tidak mau bercampur dengan bangsa Dravida. Sehingga bangsa Dravida
menyingkir ke selatan Pegunungan Vindhya.
Orang Arya
mempunyai kepercayaan untuk memuja banyak Dewa (Polytheisme), dan
kepercayaan bangsa Arya tersebut berbaur dengan kepercayaan asli bangsa Dravida
yang masih memuja roh nenek moyang. Berkembanglah Agama Hindu yang merupakan sinkretisme
(percampuran) antara kebudayaan dan kepercayaan bangsa Arya dan bangsa Dravida.
Terjadi perpaduan antara budaya Arya dan Dravida yang disebut Kebudayaan Hindu
(Hinduisme). Istilah Hindu diperoleh dari nama daerah asal penyebaran agama
Hindu yaitu di Lembah Sungai Indus/ Sungai Shindu/ Hindustan
sehingga disebut kebudayaan Hindu yang selanjutnya menjadi agama Hindu. Daerah
perkembangan pertama agama Hindu adalah di lembah Sungai Gangga, yang disebut Aryavarta
(Negeri bangsa Arya) dan Hindustan (tanah milik bangsa Hindu).
Perkembangan agama Hindu di India berlangsung
dalam kurun waktu yang lama. Dengan di bagi menjadi empat priode yaitu:
Weda berasal darikata Vid yang Artinya
mengetahui. Weda merupakan sastra tertua di dunia yang pengaruhnya sangat
penting bagi perkembangan agama Hindu. Jama weda meliputi jaman Weda Kuno,
jaman Brahmana dan jaman Upanisad.
v Zaman Weda Kuno = Periode zaman
weda kuno bisa dikatakan pula sebagai awal kedatangan bangsa Arya di Lemba
Sungai Indus sekitar 1500 SM. Dalam masa pertama priode ini system kepercayaan
beraliran politeisme yakni system kepercayaan terhadap banyak dewa. Di
antaranya ialah:
1.
Dewa
Agni : Merupakan Dewa Api
2.
Dewa
Wayu : Merupakan Dewa Angin
3.
Dewa
Marut : Merupakan Dewa Angin Ribut
4.
Dewa Surya
: Merupakan Dewa Matahari
5.
Dewa Candra :
Merupakan Dewa Bulan
6.
Dewa Waruna : Merupakan
Dewa Angkasa
7.
Dewa Parjanya : Merupakan Dewa
Hujan
8.
Dewa Indra
: Merupakan Dewa Perang
9.
Dewa Aswin :
Merupakan Dewa Kembar/Kesehatan
10. Dewa
Usa : Merupakan
Dewa Fajar
Namun Dalam memuja Dewa di anggap sebagai satu
dewa saja yakni monotheisme (percaya akan satu Tuhan) seakan tidak adanya
pemujaan terhadap dewa yang lain oleh karena itu di sebut Henotheisme. Jaman
Weda Kuno kemudian dilanjutkan dengan Weda Belakang yaitu zaman penulisan dan
penghimpunan Wahyu Weda lainya, yaitu Sama Weda, Yayur Weda dan Athara Weda.
v Zaman Brahmana = Di zaman ini
merupakan perkembangan weda yang berpusat pada kehidupan ke agamaan yang berupa
ritual-ritual upacara atau persembaan (sesaji) kepada keyakinan mereka. Di
zaman ini kedudukan Brahmana sangat penting karena tanpa adanya Brahmana maka
upacara yang kebanyakan dengan persembahan terhadap dewa tidak bisa
dilaksanakan dan tanpa sesaji dewa tidak dapat hidup. Karena perannya yang amat
penting dalam ke agamaan maka Brahmana berkedudukan dikasta tertinggi diantara
kasta-kasta yang lain seperti kasta Ksatria, Wesya dan Sudra. Ke empat kasta
tersebut merupakan tingkat derajad di dalam masyarakat waktu itu. Ke empat
kasta ini disebut sebagai Catur Wana.Di zaman ini penulisan Weda berkembang
menjadi empat bagian yaitu:
·
Reg Weda (berisi tentang ajaran-ajaran Hindu, merupakan kitab
tertua (1500-900 SM) kira-kira muncul saat bangsa Aria ada di Punjab.)
·
Sama Weda (berisi nyanyian puji-pujian yang wajib dinyanyikan saat
diselenggarakan upacara agama.)
·
Yajur Weda (berisi doa-doa yang dibacakan waktu diselenggarakan
upacara agama, lahir saat bangsa Aria menguasai daerah Gangga Tengah.)
·
Athara Weda (berisi kumpulan mantera-mantera gaib, doa-doa untuk
menyembuhkan penyakit. Doa/mantra muncul saat bangsa Arya menguasai Gangga
Hilir.)
v Zaman Upanisad = di zaman di tandai dengan munculnya kitab
Upanisad. Dimana kehidupan agama di zaman ini berpangkal pada filosofi atau
kerohanian. Di zamanterdapat pengetahuan batin sehingga dapat membuka takbir
alam ghaib. Konsepsi terdapat keyakinan pada panca Sraddha yaitu Brahman, Atman,
Karman, Samsara dan Moksa. Demikian konsepsi tujuh hidup yang di sebut
Parusartha yaitu Dharma, Artha, Kama dan Moksa pada zaman ini di formulasi
dengan Jelas. Karma ialah perbuatan baik-buruk dari manusia ketika hidup di
dunia yang menentukan kehidupan berikutnya. Moksa ialah tingkatan hidup
tertinggi yang terlepas dari ikatan keduniawian atau terbebas dari renkarnasi.
Jaman ini meliputi masa perkembangn kitab-kitab
Upanisad disertai munculnya kitab Wira Carita Ramayana dan Mahabarata sebagai
unsure contoh sikap yang baik dan benar.
Zaman ini ditandai dengan munculnya kitab-kitab
Sutra yang memuat penjelasan uraian dan komentar terhadap Weda dan Mantra,
seperti Kalpasutra (kitab penuntun sesaji).
Zaman ini ditandai dengan lahirnya
pemikiran-pemikiran besar seperti Sankara, Ramanuja, Madhwa dan lain-lain.
Sistem kemasyarakatan yang tercipta dalam
masyrakat Hindu menurut Kitab Rig-Vega adalah sebagai berikut:
Mereka hidup di desa, mata pencaharian mereka
beternak dan bertani. Mereka mengenal pertenunan, pembuatan barang keramik dan
pertukangan.
Kepala pemerintahan tertinggi, raja yang
berkuasa turun temurun. Dibantu dewan tertua dan kaum Brahmana.
Mengenal pembagian masyarakat atas
kasta-kasta tertentu, yaitu Brahmana, Ksatria, Waisya dan Sudra. Pembagian
tersebut didasarkan pada tugas/ pekerjaan mereka.
v Brahmana bertugas
mengurus soal kehidupan keagamaan, terdiri dari para pendeta. Keberadaan kasta
ini ada pada posisi paling penting dan punya pranan yang sangat besar bagi
berjalannya pemerintahan. Mereka adalah orang yang paling mengerti mengenai seluk beluk agama Hindu, serta menjadi penasehat
raja.
v Ksatria berkewajiban
menjalankan pemerintahan termasuk pertahanan Negara. Yang termasuk dalam kasta
ini adalah para bangsawan, raja dan keluarganya, para pejabat pemerintah. Kasta
ini memiliki kedudukan yang penting dalam pemerintahan, punya banyak hak tetapi
tidak memiliki kewajiban untuk membayar pajak, memberikan persembahan, dsb.
v Waisya bertugas
berdagang, bertani, dan berternak. Mereka yang tergolong dalam kasta ini adalah
para pedagang besar (saudagar),para pengusaha. Dalam golongan masyarakat biasa
kasta ini cukup memiliki peran penting.
v Sudra bertugas
sebagai petani/ peternak, para pekerja/ buruh/budak. Mereka adalah para pekerja
kasar. Mereka mempunyai banyak kewajiban terutama wajib kerja tetapi
keberadaannya kurang diperhatikan.
Di luar kasta tersebut terdapat kasta Paria
terdiri dari pengemis dan gelandangan.
Pembagian kasta muncul sebagai upaya
pemurnian terhadap keturunan bangsa Aria sehingga dilakukan pelapisan yang
bersumber pada ajaran agama. Pelapisan tersebut dikenal dengan Caturwangsa/Caturwarna,
yang berarti empat keturunan/ empat kasta. Pembagian kasta tersebut didasarkan
pada keturunan. Dalam konsep Hindu sesorang hanya dapat terlahir sebagai Hindu.
Perkawinan antar kasta dilarang dan jika
terjadi dikeluarkan dari kasta dan masuk dalam golongan kaum Paria seperti
bangsa Dravida. Paria disebut juga Hariyan dan merupakan
mayoritas penduduk India.
Pada abad ke 6 SM agama Hindu mengalami
kemunduran (kemunduran bukan berarti hilang sama sekali) disebabkan oleh
faktor-faktor, yaitu:
v
Kaum Brahmana
terlalu memonopoli upacara keagamaan. Masyarakat umum tidak tahu mengenai seluk
beluk (detail) agama Hindu hanya pendetalah yang tahu karena mereka yang
menguasai bahasa Sansekerta (bahasa yang digunakan dalam kitan suci Weda). Hal
ini menyebabkan muncul rasa anti agama sebab seakan-akan agama Hindu hanya
untuk kaum brahmana atau paling tidak kasta ksatria tapi untuk rakyat biasa
tidak akan memberikan pengaruh baik.
v Adanya sistem kasta dalam agama Hindu, Sistem kasta dalam agama Hindu membedakan derajat dan
martabat manusia berdasarkan kelahirannya. Golongan Brahmana berada pada kasta
tertinggi sementara Masyarakat biasa terutama Sudra berada pada kasta terendah
yang dibebankan kewajiban yang berat. Karena kedudukannya tertinggi maka tak
jarang kaum pendeta bertindak sewenang-wenang.
v Timbul golongan yang berusaha mencari jalan sendiri untuk
mencapai hidup abadi yang sejati. Golongan tersebut disebut golongan Buddha
yang dihimpun oleh Sidharta.
Agama Budha tumbuh di India tepatnya bagian
Timur Laut. Muncul sekitar 525 SM. Agama Budha muncul dan dikenalkan oleh
Sidharta (semua harapan dikabulkan). Agama Budha muncul
disebabkan karena :
v Sidharta melihat adanya dominasi golongan Brahmana atas
ajaran dan ritual keagamaan dalam masyarakat India. Lagipula hanya kaum
brahmana yang menguasai kitab suci Weda sementara kasta lain tau mengenai
ajaran Hindu dari Brahmana tanpa boleh mempelajari langsung ajaran Hindu. Dalam
kegiatan pemerintahan pun Brahmana turut campur tangan.
v Sidharta memandang bahwa adanya sistem kasta dalam agama
Hindu dapat memecah belah masyarakat, bahkan sistem kasta dianggap membedakan
derajat dan martabat manusia berdasarkan kelahiran. Padahal setiap manusia itu
sama kedudukannya.
Itulah fenomena yang ada di lingkungannya
sementara itu satu hal yang membuat Sidharta akhirnya berusaha untuk menentang
adat dan tradisi yang ada adalah karena beliau melihat adanya kenyataan hidup
bahwa manusia akan tua, sakit, mati, dan hidup miskin yang intinya bahwa bagi
Sidharta kehidupan adalah suatu “PENDERITAAN”. Oleh karena itu manusia harus
dapat menghindarkan diri dari penderitaan (samsara), dan demi mencari cara atau
jalan untuk membebaskan diri dari penderitaan guna mencapai kesempurnaan maka
beliau meninggalkan istana dengan segala kemewahannya melakukan meditasi
tepatnya di bawah pohon Bodhi di daerah Bodh Gaya. Dalam meditasinya tersebut
akhirnya Sidharta memperoleh penerangan agung dan saat itulah terlahir/
tercipta agama Budha. Agama Budha lahir sebagai upaya pengolahan pemikiran dan
pengolahan diri Sidharta sehingga menemukan cara yang terbaik bagi
manusia agar dapat terbebas dari penderitaan di dunia sehingga dapat mencapai
kesempuirnaan (nirwana) dan berharap tidak akan terlahir kembali di dunia untuk
merasakan penderitaan yang sama.
Menurut agama Budha kesempurnaan (Nirwana)
dapat dicapai oleh setiap orang tanpa harus melalui bantuan pendeta/ kaum
Brahmana berbeda dengan ajaran Hindu dimana hanya pendeta yang dapat membuat
orang mencapai kesempurnaan.
Dalam Budha, setiap orang mempunyai hak dan
kesempatan yang sama untuk mencapai kesempurnaan tersebut asalkan ia mampu
mengendalikan dirinya sehingga terbebas dari samsara ( 9 kesengsaraan).
Sidharta Gautama dikenal sebagai Budha atau
seseorang yang telah mendapat pencerahan. Sidharta artinya orang yang mencapai
tujuan. Sidharta disebut juga Budha Gautama yang berarti orang yang menerima
bodhi.
Ajaran agama Budha dibukukan dalam kitab
Tripitaka (dari bahasa Sansekerta Tri artinya tiga dan pitaka
artinya keranjang). Kitab Tripitaka terdiri atas 3 kumpulan tulisan, yaitu :
v Sutta (Suttanata) Pitaka berisi
kumpulan khotbah, pokok-pokok atau dasar ajaran sang Buddha
v Vinaya Pitaka berisi kodefikasi aturan-aturan yang berkenaan
dengan kehidupan pendeta atau segala macam peraturan dan hukum yang menentukan
cara hidup para pemeluknya.
v Abhrdharma Pitaka berisi
filosofi (falsafah agama), psikologi, klasifikasi, dan sistematisasi doktrin
Ada 4 tempat yang dianggap suci oleh umat
Budha karena berhubungan dengan kehidupan Sidharta. Keempat tempat tersebut
adalah sebagai berikut :
v Taman Lumbini di
Kapilawastu sebagai tempat kelahiran Sidharta (563 SM). Sementara itu masa
kecil Sidharta di lewatkan di daerah Kapilawastu tersebut.
v Bodh Gaya sebagai
tempat Sidharta menerima penerangan agung.
v Benares (Taman Rusa) sebagai tempat Sidharta pertama kali
mengajarkan ajarannya.
v Kusinegara merupakan
tempat wafat Sidharta (482 SM)
Peristiwa
kelahiran, menerima penerangan agung dan kematian Sidharta terjadi pada tanggal
yang bersamaan yaitu waktu bulan purnama pada bulan Mei. Sehingga ketiga
peristiwa tersebut dirayakan umat Budha sebagai Triwaisak.
Perkembangan Agama Budha mencapai puncaknya
kejayaannya pada masa pemerintahan raja Ashoka dari Dinasti Maurya. Ia mampu
menjadikan ¾ wilayah India menganut agama Budha dan Ia menetapkan agama Budha
sebagai agama resmi negara. Perkembang agama Budha saat itu cepat serta dapat
diterima masyarakat India. Selain faktor utama ini terdapat juga faktor
pendukung diantaranya adalah sebagai berikut.
v Penyebaran agama Budha dilakukan dengan mengunakan bahasa
rakyat sehari-hari seperti bahasa Prakrit, dan bukan bahasa Sansekerta
yang hanya dikuasai dan dimengerti oleh kaum Brahmana.
v Ajaran agama Budha dapat diterima/ dianut dan disebarkan
pada siapapun tidak hanya pada golongan tertentu sehingga dapat disebut ajaran
Sidharta ini bersifat non-eksklusif.
v Dalam agama Budha tidak dikenal adanya sistem kasta sebab
sistem ini dipandang akan membedakan masyarakat atas harkat dan martabatnya.
Sehingga dalam Budha laki-laki ataupun perempuan, miskin atupun kaya sama saja
semuanya punya hak yang sama dalam kehidupan ini.
Setelah 100
tahun wafatnya Sang Budha timbul bermacam-macam penafsiran terhadap hakikat
ajaran Budha. Perpecahan dalam agama Budha terjadi karena masing-masing
mempunyai pandangan/ aliran sendiri. Diantaranya aliran yang terkenal yaitu
Hinayana dan Mahayana.
v Hinayana artinya
kendaraan kecil. Menurut aliran ini tiap orang wajib berusaha sendiri untuk
mencapai nirwana. Untuk mencapai Nirwana sangat tergantung pada usaha diri
melakukan meditasi. Hinayana, lebih tertutup hanya mengejar pembebasan
bagi diri sendiri. Yang berhak menjadi Sanggha adalah para biksu dan biksuni
yang berada di Wihara. Ajarannya lebih mendekati Budha semula. Pengikutnya
sebagian besar berada di daerah Srilanka, Myanmar (Birma), dan Muangtai.
v Mahayana artinya kendaraan
besar. Mahayana, sifatnya terbuka. Penganut aliran ini mengajarkan
pembebasan bagi diri sendiri serta bermisi pembebasan bagi orang lain. Setiap
orang berhak menjadi Sanggha sejauh sanggup menjalankan ajaran dan petunjuk
sang Budha. Jadi aliran Mahayana mengajarkan untuk mencapai Nirwana setiap
orang harus mengembangkan kebijaksanaan dan sifat welas asih (belas kasih).
Setiap manusia berusaha hidup bersama/ membantu setiap orang lain dalam
mencapai Nirwana. Ajarannya sudah berbeda dengan ajaran Budha semula. Para
pengikutnya sebagian besar ada di daerah Indonesia, Jepang, Cina, dan Tibet.
2.2.6. Ajaran Sang Budha
·
Hidup
merupakan samsara
·
Samsara
disebabkan oleh nafsu yang menguasai manusia
·
Samsara dapat
dihilangkan dengan menghilangkan nafsu
·
Untuk
menghilangkan nafsu, ditempuh delapan jalur kebenaran.
Delapan Jalan Kebenaran :
- Mempunyai pandangan yang benar Punya
penghidupan yang benar
- Mempunyai niat yang
benar Berusaha
yang benar
- Berbicara yang benar Memperhatikan
hal-hal yang benar
- Berbuat yang
benar Bersemadi
yang benar
Tiga Kebaktian
(Tri Dharma)dalam agama Budha :
- Berbakti kepada Sang Budha
- Berbakti kepada ajaran-ajarannya
- Berbakti kepada Sanggha (jemaat Perkumpulan)
Tridharma jika
diucapkan oleh seseorang yang mau masuk agama budha adalah sebagai berikut.
- Saya mencari perlindungan pada Budha
- Saya mencari perlindungan pada Dharma
- Saya mencari perlindungan pada Sanggha
Selain
Tridarma dalam agama Budha dikenal juga Triratna yang berarti tiga mutiara,
terdiri dari Budha, Dharma, dan Sanggha.
Budha, yaitu
Sidharta yang telah dianggap sebagai dewa
Dharma, yaitu
kewajiban yang harus ditaati oleh umat Buddha.
Sanggha, yaitu aturan/
perkumpulan dalam agama Budha
2.2.7.
Kemunduran Agama Budha
Kemunduran agama Budha di India disebabkan
karena :
v Setelah Asoka wafat (232 SM) tidak ada raja yang mau
melindungi dan mengembangkan agama Budha di India.
v Agama Hindu berusaha memperbaiki kelemahan-kelemahannya
sehingga pengikutnya bertambah banyak.
Persamaan Hindu dan Budha :
·
Sama-sama
tumbuh dan berkembang di India
·
Selalu
berusaha untuk meletakkan dasar-dasar ajaran kebenaran dalam kehidupan manusia
di dunia ini. Diarahkan pada tindakan-tindakan yang dibenarkan oleh agama.
·
Tujuan untuk
menyelamatkan umat manusia dari rasa kegelapan/ mengantarkan umat manusia untuk
dapat mencapai tujuan hidupnya yaitu kesempurnaan.
Perbedaan Hindu dan Budha :
HINDU
|
BUDHA
|
Muncul sebagai perpaduan budaya bangsa Aria
dan bangsa Dravida
|
Muncul sebagai hasil pemikiran dan
pencerahan yang diperoleh Sidharta dalam rangka mencari jalan lain menuju
kesempurnaan(nirwana)
|
Kitab sucinya, WEDA
|
Kitab Sucinya, TRIPITAKA
|
Mengakui 3 dewa tertinggi yang disebut
Trimurti
|
Mengakui Sidharta Gautama sebagai guru
besar/ pemimpin agama Budha
|
Kehidupan
masyarakat dikelompokkan menjadi 4 golongan yang disebut Kasta (kedudukan
seseorang dalam masyarakat diterima secara turun-temurun/didasarkan pada
keturunan).
|
Tidak diakui adanya kasta dan memandang
kedudukan seseorang dalam masyarakat adalah sama.
|
Adanya pembedaan harkat dan martabat/hak
dan kewajiban seseorang
|
Tidak mengenal pembagian hak antara pria dan
wanita
|
Agama Hindu hanya dapat dipelajari oleh
kaum pendeta/Brahmana dan disebarkan/ diajarkan pada golongan tertentu
sehingga sering disebut agamanya kaum brahmana.
|
Agama Budha dapat dipelajari dan diterima
oleh semua orang tanpa memandang kasta
|
Agama Hindu hanya bisa dipelajari dengan
menggunakan bahasa Sansekerta
|
Agama Budha disebarkan pada rakyat dengan
menggunakan bahasa rakyat sehari-hari, seperti bahasa Prakrit
|
Kesempurnaan (Nirwana) hanya dapat dicapai
dengan bantuan/bimbingan pendeta
|
Setiap orang dapat mencapai kesempurnaan
dengan usaha sendiri yaitu dengan meditasi
|
Seorang terlahir sebagai Hindu bukan
menjadi Hindu sehingga kehidupan telah ditentukan sejak lahir.
|
Kehidupannya ditentukan oleh darma baik
yang berhasil dilakukan semasa hidup
|
Mengenal adanya kelahiran kembali setelah
kematian (reinkarnasi)
|
Tidak menenal reinkarnasi tetapi mengenal
karma
|
Dibenarkan untuk mengadakan upacara korban
|
Tidak dibenarkan mengadakan upacara korban
|
Dari uraian di atas, dapat diambil
kesimpulan bahwa :
·
Agama Hindu
tumbuh bersamaan dengan kedatangan bangsa Arya (cirinya kulit putih,
badan tinggi, hidung mancung) ke Mohenjodaro dan Harappa (Peradaban Lembah
Sungai Indus) melalui celah Kaiber (Kaiber Pass) pada tahun
2000-1500 SM
·
Agama Budha
tumbuh di India tepatnya bagian Timur Laut. Muncul sekitar 525 SM. Agama Budha
muncul dan dikenalkan oleh Sidharta yang telah mendapatkan pencerahan
dari sang dewa, dan menyebarkan kepada Masyarakat menggunakan bahasa pribumi.
·
Pada abad ke 6
SM agama Hindu mengalami kemunduran (kemunduran bukan berarti hilang sama
sekali) disebabkan karena :
1.
Kaumb brahmana lebih memonopoli
upacara keagamaan.
2.
Adanya system kasta dalam kehidupan
social masyarakat.
3.
Adanya golongan yang mencari jalan
lain untuk hidupnya.
·
Agama Budha mundur karena :
1.
Setelah raja Asoka meninggal,
tidaka ada lagi yang mau melindungi dan mengembangkan agama budha.
2.
Agama hindu telah melakukan
pernaikan dari kesalahan-kesalahannya, sehingga pengikutnya bertambah banyak.
1.
Didik Sugandi, dkk, (1986), "Sejarah
Dunia", Jakarta, Kurnika.
2.
Helius Syamsuddin, (1986), "Sejarah
Dunia", Jakarta, Kurnika.
3.
Http//www.google.com/sejarah/india/hindu.
4.
Http//www.google.com/sejarah/india/budha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar