Alhamdulillah segala puja dan puji syukur kami haturkan kepada Allah
SWT, yang mana berkat hidaya dan ma'unah-Nya, kami bisa menyelesaikan makalah
ini dengan rampung dan tepat waktu.
Yang kedua, shalawat serta salamullah semoga tetap tercurah limpahkan
kepada junjungan Nabi kita, yakni Nabi Muhammad SAW, yang mana berkat jerih
payah beliau kita bisa menikmati manisnya ilmu pengetahuan, yakni dengan adanya
Agama Islam.
dalam kesempatan kali ini, kami berkesempatan untuk mengambil tema
"Kejayaan Islam di India {Kerajaan Mughal}", dalam makalah ini, kami
lebih memfokuskan pada satu kerajaan saja, karena menurut kami kerajaan mughal
merupakan kerajaan yang paling berpengarauh pada masanya, serta dalam makalah
ini kami sedikit membahas tentang kapan berdirinya kerajaan mughal,? Apa saja
hasil kejayaannya,? Dan apa saja yang menyebabkan keruntuhannya,? Mungkin hanya
itulah yang dapat kami bahas dal;am makalah ini.
Tak ada gading yang tak retak, mugkin seperti itulah kami menggambarkan
makalah kami yang masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari siapapun, agar
dalam penulisan makalah yang selanjutnya bisa lebih baik lagi.
Penulis
Sejarah merupakan realitas masa lalu,
keseluruhan fakta, dan peristiwa yang unik dan berlaku. Hanya sekali dan tidak terulang
untuk yang kedua kalinya. Oleh karena
itu, ada pandangan bahwa masa silam tidak perlu dihiraukan lagi, anggap saja
masa silam itu ”kuburan”. Pandangan ini tentu saja sangat subyektif dan
cenderung apriori sekaligus tidak memiliki argumentasi yang kuat. Tapi
bagaimanapun sebuah perirtiwa pada masa silam bisa dijadikan pandangan untuk
kehidupan yang akan datang agar lebih baik.
Seperti takdir yang telah Allah tentukan di
setiap kehidupan di muka bumi ini. Mengalami masa pertumbuhan, kejayaan dan
setelah sampai titik puncaknya akan mengalami masa kemunduran dan bahkan
kehancuran, bak sebuah roda yang berputar.
Kemunculan tiga kerajaan Islam yaitu Kerajaan
Turki Ustmani, Kerajaan Safawi di Persia dan Kerajaan Mughal di India telah
banyak memberikan kontribusi bagi perkembangan peradaban islam. Kerajaan Usmani
meraih puncak kejayaan dibawah kepemimpinan Sultan Sulaiman Al-Qanuni
(1520-1566 M) di kerajaan safawi, Syah Abbas I membawa kerajaan tersebut meraih
kemajuan dalam 40 tahun periode kepemerintahannya dari tahun 1588-1628 M. Dan
di Kerajaan Mughal meraih masa keemasan di bawah Sultan Akbar (1542-1605 M).
Seperti takdir yang telah Allah tentukan di
setiap kejayaan tentu akan berganti dengan kemunduran bahkan sebuah kehancuran.
Demikian pula yang terjadi pada ketiga kerajaan tersebut. Setelah pemerintahan
yang gilang gemilang dibawah kepemimpinan tiga raja itu, masing-masing kerajaan
mengalami fase kemunduran. Akan tetapi penyebab kemunduran tersebut berlangsung
dengan kecepatan yang berbeda-beda. Demikian pula yang terjadi pada Kerajaan
Mughal (India) yang telah banyak memberikan kontribusi bagi perkembangan peradaban
Islam. Kemunduran-kemunduran inilah yang akan penulis bahas dalam makalah ini.
Karena pengaruhnya sangat besar terhadap kelangsungan peradaban Islam secara
keseluruhan.
Sejak Islam masuk ke India pada masa Khalifah
al-Walid dari Dinasti Bani Umayyah melalui ekspedisi yang dipimpin oleh
panglima Muhammad Ibn Qasim peradaban Islam mulai tumbuh dan menyebar di anak
benua India. Kedudukan Islam di wilayah ini dan berhasil menaklukkan seluruh
kekuasaan Hindu dan serta mengislamkan sebagian masyarakatnya India pada tahun
1020 M. Setelah Gaznawi hancur muncullah beberapa dinasti kecil yang menguasai
negeri India ini, seperti Dinasti Mamluk, Khalji, Tuglug, dan yang
terakhir Dinasti Lodi yang didirikan Bahlul Khan Lody. Hadirnya Kerajaan
Mughal membentuk sebuah peradaban baru di daerah tersebut dimana pada saat itu
mengalami kemunduran dan keterbelakangan. Kerajaan Mughal yang bercorak Islam
mampu membangkitkan semangat ummat Islam di India.
Hal ini menunjukkan bahwa Kerajaan Mughal
bukanlah kerajaan Islam pertama di India. Jika pada dinasti-dinasti sebelumnya
Islam belum menemukan kejayaannya, maka kerajaan ini justru bersinar dan
berjaya. Keberadaan kerajaan ini dalam periodisasi sejarah Islam dikenal
sebagai masa kejayaan kedua setelah sebelumnya mengalami kecemerlangan pada
dinasti Abbasiyah.
Ada beberapa rumusan yang kami jadikan permasalahan dalam makalah ini,
yaitu :
1. Kapan Munculnya Kerajaan Mughal.?
2. Kemajuan di Bidang Apa saja yang diperolah
Kerajaan Mughal,?
3. Apa seja penyebab keruntuhannya kerajaan
Mughal.?
Ada beberapa tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu :
1. Diajukan untuk memenuhi tugas individu mata
kuliah Sejarah Asia Selatan.
2. Untuk menjadi bahan pembelajaran bagi kami
pribadi, dan para pembaca.
Ada beberapa manfaat dari penulisan makalah ini, yaitu diantaranya :
1. Untuk memberikan pengethaun baru bagi kami
pribadi sebagai penulis tentang kerajaan islam yang ada di india.
2. Untuk memberikan pengetahuan baru bagi para
pembaca tentang kerajaan islam yang ada di india.
Kerajaan Mughal merupakan kelanjutan dari
kesultanan Delhi, sebab ia menandai puncak perjuangan panjang untuk membentuk
sebuah imperium India muslim yang didasarkan pada sebuah sintesa antara warisan
bangsa Persia dan bangsa India. Kerajaan Mughal bukanlah kerajaan Islam pertama
di India. Jika pada dinasti-dinasti sebelumnya Islam belum menemukan
kejayaannya, maka kerajaan ini justru bersinar dan berjaya. Keberadaan kerajaan
ini dalam periodisasi sejarah Islam dikenal sebagai masa kejayaan kedua setelah
sebelumnya mengalami kecemerlangan pada dinasti Abbasiyah.
Kerajaan Mogul (Mughal-pen) ini didirikan oleh
Zahiruddin Muhammad Babur (1526-1530M) salah satu dari cucu Timor Lenk. Ayahnya
Umar Mirza, penguasa Ferghana. Babur mewarisi daerah Ferghana dari orang tuanya
ketika ia masih berusia 11 tahun. Ia berambisi dan bertekat akan menaklukkan
Samarkand yang menjadi kota penting di Asia Tengah pada masa itu. Pada mulanya,
ia mengalami kekalahan, tetapi karena mendapat bantuan dari Raja Safawi, Ismail
I akhirnya berhasil menaklukkan Samarkand pada tahun 1494 M.
Pada tahun 1504 M, ia menduduki Kabul, ibu kota
Afganistan. Setelah Kabul dapat ditaklukkan, Babur meneruskan ekspansinya ke India.
Kala itu Ibrahim Lodi, penguasa India, dilanda krisis, sehingga stabilitas
pemerintahan menjadi kacau. Alam Khan, paman dari Ibrahim Lodi, bersama-sama
Daulat Khan, Gubernur Lahore, mengirim utusan ke Kabul, meminta bantuan Babur
untuk menjatuhkan pemerintahan Ibrahim Lody di Delhi. Permohonan itu
langung diterimanya. Pada tahun 1525 M, Babur berhasil menguasai Punjab dengan
ibu kota Lahore. Setelah itu, ia memimpin tentaranya menuju Delhi. Pada 21
April 1526 M, terjadilah pertempuran yang dahsyat di Panipat. Ibrahim Lody
beserta ribuan tentaranya terbunuh dalam pertempuran itu. Babur memaski kota
Delhi sebagai pemenang dan menegakkan pemerintahannya di sana. Dengan demikian
berdirilah Kerajaan Mughal di India.
Dari pendapat di atas, sesuatu yang dapat
disepakati bahwa Kerajaan Mughal merupakan warisan kebesaran Timur Lenk, dan
bukan warisan keturunan India yang asli. Meskipun demikian, Dinasti Mughal
telah memberi warna tersendiri bagi peradaban orang-orang India yang sebelumnya
identik dengan agama Hindu.
Babur bukanlah orang India. Syed Mahmudunnasir
menulis, “Dia bukan orang Mughal. Di dalam memoarnya dia menyebut dirinya orang
Turki. Akan tetapi, cukup aneh, dinasti yang didirikannya dikenal sebagai
dinasti Mughal. Sebenarnya Mughal menjadi sebutan umum bagi para petualang yang
suka perang dari Persia di Asia Tengah, dan meskipun Timur (Timur Lenk) dan
semua pengikutnya menyumpahi nama itu sebagai nama musuhnya yang paling sengit,
nasib merekalah untuk dicap dengan nama itu, dan sekarang tampaknya terlambat
untuk memperbaiki kesalahan itu.”
Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa
faktor berdirinya Kerajaan Mughal adalah:
1.
Ambisi dan karakter Babur sebagai pewaris
keperkasaan ras Mongolia
- Sebagai jawaban atas krisis yang tengah melanda India.
Selama masa pemerintahannya Kerajaan Mughal
dipimpin oleh beberapa orang raja. Raja-raja yang sempat memerintah adalah:
- Zahiruddin Muhammad Babur (1526-1530):
Raja pertama sekaligus pendiri Kerajaan Mughal.
Masa kepemimpinannnya digunakan untuk membangun fondasi pemerintahan. Awal
kepemimpinannya, Babur masih menghadapi ancaman pihak-pihak musuh, utamanya
dari kalangan Hindu yang tidak menyukai berdirinya Kerajaan Mughal. Orang-orang
Hindu segera menyusun kekuatan gabungan, namun Babur berhasil mengalahkan
mereka dalam suatu pertempuran. Sementara itu
dinasti Lodi berusaha bangkit kembali menentang pemerintahan Babur dengan
pimpinan Muhammad Lodi. Pada pertempuran di dekat Gogra, Babur dapat menumpas
kekuatan Lodi pada tahun 1529. Setahun kemudian yakni pada tahun 1530 Babur
meninggal dunia.
- Humayun (1530-1556),
Sepeninggal Babur, tahta Kerajaan Mughal
diteruskan oleh anaknya yang bemama Humayun. Humayun memerintah selama lebih
dari seperempat abad (1530-1556 M). Pemerintahan Humayun dapat dikatakan
sebagai masa konsolidasi kekuatan periode I. Sekalipun Babur berhasil
mengamankan Mughal dari serangan musuh, Humayun masih saja menghadapi banyak
tantangan. Ia berhasil mengalahkan pemberontakan Bahadur Syah, penguasa Gujarat
yang bermaksud melepaskan diri dari Delhi. Pada tahun 1450 Humayun mengalami
kekalahan dalam peperangan yang dilancarkan oleh Sher Khan dari Afganistan. Ia
melarikan diri ke Persia.
Di pengasingan ia kembali menyusun kekuatan.
Pada saat itu Persia dipimpin oleh penguasa Safawiyah yang bernama Tahmasp.
Setelah lima belas tahun menyusun kekuatannya dalam pengasingan di Persia,
Humayun berhasil menegakkan kembali kekuasaan Mughal di Delhi pada tahun 1555
M. Ia mengalahkan ke¬kuatan Khan Syah. Setahun kemudian, yakni pada tahun 1556
Humayun meninggal. Ia digantikan oleh putranya Akbar.
3.
Akbar (1556-1605),
Pengganti Humayun adalah raja Mughal paling
kontroversial. Masa pemerintahannya dikenal sebagai masa kebangkitan dan
kejayaan Mughal sebagai sebuah dinasti Islam yang besar di India. Ketika
menerima tahta kera¬jaan ini Akbar baru berusia 14 tahun, sehingga seluruh
urusan pemerintahan dipercayakan kepada Bairam Khan, seorang penganut Syi’ah.
Di awal masa pemerintahannya, Akbar menghadapi pemberontakan sisa-sisa keturunan
Sher Khan Shah yang masih berkuasa di Punjab. Pemberontakan yang paling
mengancam kekuasaan Akbar adalah pemberontakan yang dipimpin oleh Himu yang
menguasai Gwalior dan Agra. Pasukan pemberontak berusaha memasuki kota Delhi.
Bairam Khan menyambut kedatangan pasukan tersebut sehingga terjadilah
peperangan dahsyat yang disebut Panipat II pada tahun 1556 M. Himu dapat
dikalah¬kan dan ditangkap, kemudian dieksekusi. Dengan demikian, Agra dan
Gwalior dapat dikuasai penuh. Setelah Akbar dewasa ia berusaha menyingkirkan
Bairam Khan yang sudah mempunyai pengaruh sangat kuat dan terlampau memaksakan
kepentingan aliran Syi’ah. Bairam Khan memberontak, tetapi dapat dikalahkan
oleh Akbar di Jullandur tahun 1561 M. Setelah persoalan-persoalan dalam negeri
dapat diatasi, Akbar mulai menyusun program ekspansi. Ia berhasil menguasai
Chundar, Ghond, Chitor, Ranthabar, Kalinjar, Gujarat, Surat, Bihar, Bengal,
Kashmir, Orissa, Deccan, Gawilgarh, Narhala, Ahmadnagar, dan Asirgah. Wilayah
yang sangat luas itu diperintah dalam suatu pemerintahan militeristik.
Keberhasilan ekspansi militer Akbar menandai
berdirinya Mughal sebagai sebuah kerajaan besar. Dua gerbang India yakni kota
Kabul sebagai gerbang ke arah Turkistan, dan kota Kandahar sebagai gerbang ke
arah Persia, dikuasai oleh pemerintahan Mughal. Menurut Abu Su’ud, dengan
keberhasilan ini Akbar bermaksud ingin mendirikan Negara bangsa (nasional).
Maka kebijakan yang dijalankannya tidak begitu menonjolkan spirit Islam, tetapi
bagaimana mempersatukan berbagai etnis yang membangun dinastinya. Keberhasilan
Akbar mengawali masa kemajuan Mughal di India.
4.
Jehangir (1605-1627),
Kepemimpinan Jehangir yang didukung oleh
kekuatan militer yang besar. Semua kekuatan musuh dan gerakan pemberontakan
berhasil dipadamkan, sehingga seluruh rakyat hidup dengan aman dan damai. Pada
masa kepemimpinannya, Jehangir berhasil menundukkan Bengala (1612 M), Mewar
(1614 M) Kangra. Usaha-usaha pengamanan wilayah serta penaklukan yang ia
lakukan mempertegas kenegarawanan yang diwarisi dari ayahnya yaitu Akbar.
- Syah Jihan (1628¬-1658)
Tampil meggantikan Jehangir. Bibit-bibit
disintegrasi mulai tumbuh pada pemerintahannya. Hal ini sekaligus menjadi ujian
terhadap politik toleransi Mughal. Dalam masa pemerintahannya terjadi dua kali
pemberontakan. Tahun pertama masa pemerintahannya, Raja Jujhar Singh Bundela
berupaya memberontak dan mengacau keamanan, namun berhasil dipadamkan. Raja
Jujhar Singh Bundela kemudian diusir. Pemberontakan yang paling hebat datang
dari Afghan Pir Lodi atau Khan Jahan, seorang gubernur dari provinsi bagian
Selatan. Pemberontakan ini cukup menyulitkan. Namun pada tahun 1631
pemberontakan inipun dipatahkan dan Khan Jahan dihukum mati.
Pada masa ini para pemukim Portugis di Hughli
Bengala mulai berulah. Di samping mengganggu keamanan dan toleransi hidup
beragama, mereka menculik anak-anak untuk dibaptis masuk agama Kristen. Tahun
1632 Shah Jahan berhasil mengusir para pemukim Portugis dan mencabut hak-hak
istimewa mereka. Shah Jehan meninggal dunia pada 1657, setelah menderita sakit keras.
Setelah kematiannya terjadi perang saudara. Perang saudara tersebut pada
akhirnya menghantar Aurangzeb sebagai pemegang Dinasti Mughal berikutnya.
6.
Aurangzeb (1658-1707),
Aurangzeb (1658-1707) menghadapi tugas yang
berat. Kedaulatan Mughal sebagai entitas Muslim India nyaris hancur akibat
perang saudara. Maka pada masa pemerintahannya dikenal sebagai masa
pengembalian kedaulatan umat Islam. Penulis menilai periode ini merupakan masa
konsolidasi II Kerajaan Mughal sebagai sebuah kerajaan dan sebagai negeri
Islam. Aurangzeb berusaha mengembalikan supremasi agama Islam yang mulai kabur
akibat kebijakan politik keagamaan Akbar.
- Bahadur Syah (1707-1712)
Raja-raja pengganti Aurangzeb merupakan
penguasa yang lemah sehingga tidak mampu mengatasi kemerosotan politik dalam
negeri. Raja-raja sesudah Aurangzeb mengawali kemunduran dan kehancuran
Kerajaan Mughal.
Bahadur Syah menggantikan kedudukan Aurangzeb.
Lima tahun kemudian terjadi perebutan antara putra-putra Bahadur Syah. Jehandar
dimenangkan dalam persaingan tersebut dan sekaligus dinobatkan sebagai raja
Mughal oleh Jenderal Zulfiqar Khan meskipun Jehandar adalah yang paling lemah
di antara putra Bahadur. Penobatan ini ditentang oleh Muhammad Fahrukhsiyar,
keponakannya sendiri.
Dalam pertempuran yang terjadi pada tahun 1713,
Fahrukhsiyar keluar sebagai pemenang. Ia menduduki tahta kerajaan sampai pada
tahun 1719 M. Sang raja meninggal terbunuh oleh komplotan Sayyid Husein Ali dan
Sayyid Hasan Ali. Keduanya kemudian mengangkat Muhammad Syah (1719-1748). Ia kemudian
dipecat dan diusir oleh suku Asyfar di bawah pimpinan Nadzir Syah. Tampilnya
sejumlah penguasa lemah bersamaan dengan terjadinya perebutan kekuasaan ini
selain memperlemah kerajaan juga membuat pemerintahan pusat tidak terurus
secara baik. Akibatnya pemerintahan daerah berupaya untuk melepaskan loyalitas
dan integritasnya terhadap pemerintahan pusat.
8.
Jehandar (1712-1713)
Pada masa pemerintahan Syah Alam (1760-1806)
Kerajaan Mughal diserang oleh pasukan Afghanistan yang dipimpin oleh Ahmad Khan
Durrani. Kekalahan Mughal dari serangan ini, berakibat jatuhnya Mughal ke dalam
kekuasaan Afghan. Syah Alam tetap diizinkan berkuasa di Delhi dengan jabatan
sebagai sultan.
Akbar II (1806-1837 M) pengganti Syah Alam,
memberikan konsesi kepada EIC untuk mengembangkan perdagangan di India
sebagaimana yang diinginkan oleh pihak Inggris, dengan syarat bahwa pihak
perusahaan Inggris harus menjamin penghidupan raja dan keluarga istana.
Kehadiran EIC menjadi awal masuknya pengaruh Inggris di India.
- Bahadur Syah (1837-1858).
Bahadur Syah (1837-1858) pengganti Akbar II
menentang isi perjanjian yang telah disepa¬kati oleh ayahnya. Hal ini
menimbulkan konflik antara Bahadur Syah dengan pihak Inggris. Bahadur Syah,
raja terakhir Kerajaan Mughal diusir dari istana pada tahun (1885 M). Dengan
demikian berakhirlah kekuasaan kerajaan Islam Mughal di India.
1
Bidang Politik dan Administrasi Pemerintahan
A.
Perluasan wilayah. Ia berhasil menguasai Chundar, Ghond,
Chitor, Ranthabar, Kalinjar, Gujarat, Surat, Bihar, Bengal, Kashmir, Orissa,
Deccan, Gawilgarh, Narhala, Ahmadnagar, dan Asirgah. dan konsolidasi kekuatan.
Usaha ini berlangsung hingga masa pemerintahan Aurangzeb.
B.
Menjalankan roda pemerintahan secara, pemerintahan
militeristik.
C.
Pemerintahan daerah dipegang oleh seorang Sipah Salar
(kepala komandan), sedang sub-distrik dipegang oleh Faujdar (komandan).
Jabatan-jabatan sipil juga diberi jenjang kepangkatan yang bercorak
kemiliteran. Pejabat-pejabat itu memang diharuskan mengikuti latihan
kemiliteran
D.
Akbar menerapkan politik toleransi universal (sulakhul).
Dengan politik ini, semua rakyat India dipandang sama. Mereka tidak dibedakan
karena perbedaan etnis dan agama. Politik ini dinilai sebagai model toleransi
yang pernah dipraktekkan oleh penguasa Islam.
E.
Pada Masa Akbar terbentuk landasan institusional dan
geografis bagi kekuatan imperiumnya yang dijalankan oleh elit militer dan
politik yang pada umumnya terdiri dari pembesar-pembesar Afghan, Iran, Turki,
dan Muslim Asli India. Peran penguasa di samping sebagai seorang panglima
tentara juga sebagai pemimpin jihad.
F.
Para pejabat dipindahkan dari sebuah jagir kepada jagir
lainnya untuk menghindarkan mereka mencapai interes yang besar dalam sebuah
wilayah tertentu. Jagir adalah sebidang tanah yang diperuntukkan bagi pejabat
yang sedang berkuasa. Dengan demikian tanah yang diperuntukkan tersebut jarang
sekali menjadi hak milik pejabat, kecuali hanya hak pakai.
G.
Wilayah imperium juga dibagi menjadi sejumlah propinsi dan
distrik yang dikelola oleh seorang yang dipimpin oleh pejabat pemerintahan
pusat untuk mengamankan pengumpulan pajak dan untuk mencegah penyalahgunaan
oleh kaum petani.
2.
Bidang Ekonomi
A. Terbentuknya sistem
pemberian pinjaman bagi usaha pertanian.
B. Adanya sistem
pemerintahan lokal yang digunakan untuk mengumpulkan hasil pertanian dan
melindungi petani. Setiap perkampungan petani dikepalai oleh seorang pejabat
lokal, yang dinamakan muqaddam atau patel, yang mana kedudukan yang dimilikinya
dapat diwariskan, bertanggungjawab kepada atasannya untuk menyetorkan
penghasilan dan menghindarkan tindak kejahatan. Kaum petani dilindungi hak
pemilikan atas tanah dan hak mewariskannya, tetapi mereka juga terikat terhadapnya.
C. Sistem
pengumpulan pajak yang diberlakukan pada beberapa propinsi utama pada imperium
ini. Perpajakan dikelola sesuai dengan system zabt. Sejumlah pembayaran
tertentu dibebankan pada tiap unit tanah dan harus dibayar secara tunai.
Besarnya beban tersebut didasarkan pada nilai rata-rata hasil pertanian dalam
sepuluh tahun terakhir. Hasil pajak yang terkumpul dipercayakan kepada
jagirdar, tetapi para pejabat lokal yang mewakili pemerintahan pusat mempunyai
peran penting dalam pengumpulan pajak. Di tingkat subdistrik administrasi lokal
dipercayakan kepada seorang qanungo, yang menjaga jumlah pajak lokal dan yang
melakukan pengawasan terhadap agen-agen jagirdar, dan seorang chaudhuri, yang
mengumpulkan dana (uang pajak) dari zamindar.
D. Perdagangan dan
pengolahan industri pertanian mulai berkembang. Pada asa Akbar konsesi
perdagangan diberikan kepada The British East India Company (EIC) -Perusahaan
Inggris-India Timur- untuk menjalankan usaha perdagangan di India sejak tahun
1600. Mereka mengekspor katun dan busa sutera India, bahan baku sutera,
sendawa, nila dan rempah dan mengimpor perak dan jenis logam lainnya dalam
jumlah yang besar.
3.
Bidang Agama
A.
Pada masa Akbar, perkembangan agama Islam di
Kerajaan Mughal mencapai suatu fase yang menarik, di mana pada masa itu Akbar
memproklamasikan sebuah cara baru dalam beragama, yaitu konsep Din-i-Ilahi.
Karena aliran ini Akbar mendapat kritik dari berbagai lapisan umat Islam.
Bahkan Akbar dituduh membuat agama baru. Pada prakteknya, Din-i-Ilahi bukan
sebuah ajaran tentang agama Islam. Namun konsepsi itu merupakan upaya
mempersatukan umat-umat beragama di India. Sayangnya, konsepsi tersebut
mengesankan kegilaan Akbar terhadap kekuasaan dengan simbol-simbol agama yang
di kedepankan. Umar Asasuddin Sokah, seorang peneliti dan Guru Besar di
Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menyamakan konsepsi Din-i-Ilahi
dengan Pancasila di Indonesia. Penelitiannya menyimpulkan, “Din-i-llahi itu
merupakan (semacam Ideologi/dasar pemerintahan Akbar) dan Pancasilanya bagi
bangsa Indonesia.
B.
Perbedaan kasta di India membawa keuntungan
terhadap pengembangan Islam, seperti pada daerah Benggal, Islam langsung
disambut dengan tangan terbuka oleh penduduk terutama dari kasta rendah yang
merasa disia-siakan dan dikutuk oleh golongan Arya Hindu yang angkuh. Pengaruh
Parsi sangat kuat, hal itu terlihat dengan digunakanya bahasa Persia menjadi
bahasa resmi Mughal dan bahasa dakwah, oleh sebab itu percampuran budaya Persia
dengan budaya India dan Islam melahirkan budaya Islam India yang dikembangkan
oleh Dinasti Mughal.
C.
Berkembangnya aliran keagamaan Islam di India.
Sebelum dinasti Mughal, muslim India adalah penganut Sunni fanatik. Tetapi
penguasa Mughal memberi tempat bagi Syi’ah untuk mengembangkan pengaruhnya.
D.
Pada masa ini juga dibentuk sejumlah badan
keagamaan berdasarkan persekutuan terhadap mazhab hukum, tariqat Sufi,
persekutuan terhadap ajaran Syaikh, ulama, dan wali individual. Mereka terdiri
dari warga Sunni dan Syi’i.
E.
Pada masa Aurangzeb berhasil disusun sebuah
risalah hukum Islam atau upaya kodifikasi hukum Islam yang dinamakan fatwa
Alamgiri. Kodifikasi ini menurut hemat penulis ditujukan untuk meluruskan dan
menjaga syari’at Islam yang nyaris kacau akibat politik Sulakhul dan Din-i-
Ilahi.
4.
Bidang Seni Dan Budaya
A.
Munculnya beberapa karya sastra tinggi seperti
Padmavat yang mengandung pesan kebajikan manusia gubahan Muhammad Jayazi,
seorang penyair istana. Abu Fadhl menulis Akbar Nameh dan Aini Akbari yang
berisi sejarah Mughal dan pemimpinnya.
B.
Kerajaan Mughal termasuk sukses dalam bidang
arsitektur. Taj mahal di Agra merupakan puncak karya arsitektur pada masanya,
diikuti oleh Istana Fatpur Sikri peninggalan Akbar dan Mesjid Raya Delhi di
Lahore. Di kota Delhi Lama (Old Delhi), lokasi bekas pusat Kerajaan Mughal,
terdapat menara Qutub Minar (1199), Masjid Jami Quwwatul Islam (1197), makam
Iltutmish (1235), benteng Alai Darwaza (1305), Masjid Khirki (1375), makam
Nashirudin Humayun, raja Mughal ke-2 (1530-1555). Di kota Hyderabad, terdapat
empat menara benteng Char Minar (1591). Di kota Jaunpur, berdiri tegak Masjid
Jami Atala (1405).
C.
Taman-taman kreasi Moghul menonjolkan gaya
campuran yang harmonis antara Asia Tengah, Persia, Timur Tengah, dan lokal.
Raja-raja
pengganti Aurangzeb merupakan penguasa yang lemah sehingga tidak mampu
mengatasi kemerosotan politik dalam negeri.Tanda-tanda kemunduran sudah
terlihat dengan indikator sebagaimana berikut ;
1. Internal; Tampilnya sejumlah
penguasa lemah, terjadinya perebutan kekuasaan, dan lemahnya kontrol
pemerintahan pusat.
2. Eksternal; Terjadinya pemberontakan
di mana-mana, seperti pemberontakan kaum Sikh di Utara, gerakan separatis Hindu
di India tengah, kaum muslimin sendiri di Timur, dan yang terberat adalah invasi
Inggris melalui EIC.
3. Dominasi Inggris diduga sebagai
faktor pendorong kehancuran Mughal. Pada waktu itu EIC mengalami kerugian.
Untuk menutupi kerugian dan sekaligus memenuhi kebutuhan istana, EIC mengadakan
pungutan yang tinggi terhadap rakyat secara ketat dan cenderung kasar. Karena
rakyat merasa ditekan, maka mereka, baik yang beragama Hindu maupun Islam
bangkit mengadakan pemberontakan.
4. Mereka meminta kepada Bahadur Syah
untuk menjadi lambang perlawanan itu dalam rangka me¬ngembalikan kekuasaan kerajaan.
Dengan demikian, terjadilah perlawanan rakyat India terhadap kekuatan Inggris
pada bulan Mei 1857 M. Perlawanan mereka dapat dipatahkan dengan mudah. Inggris
kemudian menjatuhkan hukuman yang kejam terhadap para pemberontak. Mereka
diusir dari kota Delhi, rumah-¬rumah ibadah banyak yang dihancurkan, dan
Bahadur Syah, raja Mughal terakhir, diusir dari istana (1858 M). Dengan
demikian berakhirlah sejarah kekuasaan dinasti Mughal di daratan India.
Ada
beberapa faktor yang menyebabkan kekuasaan dinasti Mughal mundur dan membawa
kepada kehancurannya pada tahun 1858 M yaitu:
- Terjadi stagnasi dalam pembinaan kekuatan militer sehingga operasi militer Inggris di wilayah-wilayah pantai tidak dapat segera dipantau oleh kekuatan maritim Mughal.
- Kemerosotan moral dan hidup mewah di kalangan elite politik, yang mengakibatkan pemborosan dalam penggunaan uang negara.
- Pendekatan Aurangzeb yang terlampau “kasar” dalam melak¬sanakan ide-ide puritan dan kecenderungan asketisnya, sehingga konflik antaragama sangat sukar diatasi oleh sultan¬-sultan sesudahnya.
- Semua pewaris tahta kerajaan pada paro terakhir adalah orang-orang lemah dalam bidang kepemimpinan.
Dari uraian di atas dapatr diambil kesimpulan
bahwa :
1.
Kerajaan Mogul (Mughal-pen) ini didirikan oleh
Zahiruddin Muhammad Babur (1526-1530M) salah satu dari cucu Timor Lenk. Ayahnya
Umar Mirza, penguasa Ferghana. Babur mewarisi daerah Ferghana dari orang tuanya
ketika ia masih berusia 11 tahun.
2.
Yaitu :
A.
Bidang Politik dan Administrasi
Pemerintahan
B.
Bidang Ekonomi
C.
Bidang Agama
D.
Bidang Seni dan Budaya
3.
Sebab-Sebab Runtuhnya Kerajaan Mughal adalah :
A.
Internal
B.
Eksternal
C.
Dominasi Inggris
DAFTAR PUSTAKA
1.
Supratman, Ismail, 2002, "Asia
Selatan", Yogyakarta, PT. Grend Press.
2.
Taufik, Ahmad, 1997, "Sejarah Islam di
India", Bandung, Mizan Press.
3.
Vitriyah, 2004, "Kejayaan Islam",
Jakarta, PT. Canfris Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar