Rabu, 26 Juni 2013

Perkembangan Hindu Budha India


Alhamdulillah, Segala puja dan Puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT, yang mana berkat hidayah dan ma'unahnya kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan rampung.
Yang kedua. Shalawat serta salamullah semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang mana berkat jerih payah beliau, kita bisa menikmati manisnya ilmu pengetahuan dengan adanya Dinul Islam.
Dalam makalah ini, kami berkesempatan untuk sedikit membahas tema "Perkembangan Hindu Budha di India", yang mana dalam makalah ini, kami berusaha untuk menggali dan mencari tau, serta memberi pengetahuan baru kepada para pembaca mengenai kapan masuknya budha, hindu di india,? Kapan runtuhnya,? Dan seterusnya.
Tak ada gading yang tak retak, mungkin seperti itulah kami menggambarkan makalah kami yang masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari siapapun, agar dalam penulisan makalah yang selanjutnya bisa lebih baik lagi.





                                                                        Kelompok II


2.2.6. Ajaran Sang Budha …………………………………………………………………………………...  11

Anak benua India merupakan tanah tempat kebudayaan Weda, Buddha, Jaina lahir. Di sebelah utara terdapat sungai–sungai besar seperti Indus, Gangga, Yamna, dan Brahmaputra yang memiliki lembah-lembah subur. Di lembah-lembah subur inilah lahir peradaban Hindu muncul. Penduduk Lembah Indus adalah bangsa Dravida yang berkulit hitam. Peradaban Lembah Indus mengalami kemunduran ketika bangsa Arya dari Asia Tengah melakukan invasi. Persebaran bangsa Arya dibedakan atas dua periode: masa Weda Awal dan masa Weda Akhir. Pada masa akhir ini itu bangsa Arya mulai membangun system agama Weda (Hindu) dan pemerintahan (politik).
Sementara itu, agama Buddha lahir dari Sidharta Gautama, putra Raja Suddodhana dari Kapilawastu. Setelah dewasa, Sidharta pergi dari istana dan meninggalkan segala Bentuk kesenangan duniawi. Ia berguru pada sejumlah rahib. Ketika tiba di Desa Gaya, di Lembah Sungai Gangga, Siddharta menjadi seorang Buddha. Setelah itu ajaran Buddha mengalami perkembangan: Buddha Mahayana dan Hinayana. Pengaruh Buddha pun meluas hingga Cina, Jepang, Indocina, dan Indonesia. Sekitar awal tarikh masehi, telah terjadi hubungan dagang antara India, Indonesia Indocina, dan Cina.
            Dalam makalah ini, ada beberapa yang kami jadikan sebagai rumusan, yaitu :
·         Kapan Agama Hindu berkembang di India,?
·         Kapan Agama Budha lahir di India, ?
·         Kapan Agama Hindu mengalami kemunduran. ?
·         Kapan Agama Budha mengalami kemunduran, ?


            Tujuan dari penulisan makalah ini, adalah :
·         Untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Sejarah Asia Selatan.
·         Untuk memberikan pengetahuan baru bagi para pembaca mengenai perkembangan agama hindu dan budha di india.
            Manfaat dari penulisan makalah ini, adalah sebagai berikut :
·         Untuk menjadi bahan pembelajaran bagi para pembaca.
·         Untuk member pengetahuan baru bagi kami sebagai penulis, dan juga bagi para pembaca.


Perkembangan agama Hindu-Budha tidak dapat lepas dari peradaban lembah Sungai Indus, di India. Di Indialah mulai tumbuh dan berkembang agama dan budaya Hindu dan Budha. Dari tempat tersebut mulai menyebarkan agama Hindu-Budha ke tempat lain di dunia. Agama Hindu tumbuh bersamaan dengan kedatangan bangsa Arya (cirinya kulit putih, badan tinggi, hidung mancung) ke Mohenjodaro dan Harappa (Peradaban Lembah Sungai Indus) melalui celah Kaiber (Kaiber Pass) pada 2000-1500 SM dan mendesak bangsa Dravida (berhidung pesek, kulit gelap) dan bangsa Munda sebagai suku bangsa asli yang telah mendiami daerah tersebut. Bangsa Dravida disebut juga Anasah yang berarti berhidung pesek dan Dasa yang berarti raksasa. Bangsa Arya sendiri termasuk dalam ras Indo Jerman. Awalnya bangsa Arya bermata pencahAryan sebagai peternak kemudian setelah menetap mereka hidup bercocok tanam. Bangsa Arya merasa ras mereka yang tertinggi sehingga tidak mau bercampur dengan bangsa Dravida. Sehingga bangsa Dravida menyingkir ke selatan Pegunungan Vindhya.
Orang Arya mempunyai kepercayaan untuk memuja banyak Dewa (Polytheisme), dan kepercayaan bangsa Arya tersebut berbaur dengan kepercayaan asli bangsa Dravida yang masih memuja roh nenek moyang. Berkembanglah Agama Hindu yang merupakan sinkretisme (percampuran) antara kebudayaan dan kepercayaan bangsa Arya dan bangsa Dravida. Terjadi perpaduan antara budaya Arya dan Dravida yang disebut Kebudayaan Hindu (Hinduisme). Istilah Hindu diperoleh dari nama daerah asal penyebaran agama Hindu yaitu di Lembah Sungai Indus/ Sungai Shindu/ Hindustan sehingga disebut kebudayaan Hindu yang selanjutnya menjadi agama Hindu. Daerah perkembangan pertama agama Hindu adalah di lembah Sungai Gangga, yang disebut Aryavarta (Negeri bangsa Arya) dan Hindustan (tanah milik bangsa Hindu).
Perkembangan agama Hindu di India berlangsung dalam kurun waktu yang lama. Dengan di bagi menjadi empat priode yaitu:
Weda berasal darikata Vid yang Artinya mengetahui. Weda merupakan sastra tertua di  dunia yang pengaruhnya sangat penting bagi perkembangan agama Hindu. Jama weda meliputi jaman Weda Kuno, jaman Brahmana dan jaman Upanisad.
v  Zaman Weda Kuno = Periode zaman weda kuno bisa dikatakan pula sebagai awal kedatangan bangsa Arya di Lemba Sungai Indus sekitar 1500 SM. Dalam masa pertama priode ini system kepercayaan beraliran politeisme yakni system kepercayaan terhadap banyak dewa. Di antaranya ialah:
1.      Dewa Agni          : Merupakan Dewa Api
2.       Dewa Wayu        : Merupakan Dewa Angin
3.      Dewa Marut        : Merupakan Dewa Angin Ribut
4.      Dewa Surya         : Merupakan Dewa Matahari
5.      Dewa Candra       : Merupakan Dewa Bulan                              
6.      Dewa Waruna      : Merupakan Dewa Angkasa
7.      Dewa Parjanya    : Merupakan Dewa Hujan
8.      Dewa Indra          : Merupakan Dewa Perang
9.      Dewa Aswin        : Merupakan Dewa Kembar/Kesehatan
10.  Dewa Usa            : Merupakan Dewa Fajar
Namun Dalam memuja Dewa di anggap sebagai satu dewa saja yakni monotheisme (percaya akan satu Tuhan) seakan tidak adanya pemujaan terhadap dewa yang lain oleh karena itu di sebut Henotheisme. Jaman Weda Kuno kemudian dilanjutkan dengan Weda Belakang yaitu zaman penulisan dan penghimpunan Wahyu Weda lainya, yaitu Sama Weda, Yayur Weda dan Athara Weda.
v  Zaman Brahmana = Di zaman ini merupakan perkembangan weda yang berpusat pada kehidupan ke agamaan yang berupa ritual-ritual upacara atau persembaan (sesaji) kepada keyakinan mereka. Di zaman ini kedudukan Brahmana sangat penting karena tanpa adanya Brahmana maka upacara yang kebanyakan dengan persembahan terhadap dewa tidak bisa dilaksanakan dan tanpa sesaji dewa tidak dapat hidup. Karena perannya yang amat penting dalam ke agamaan maka Brahmana berkedudukan dikasta tertinggi diantara kasta-kasta yang lain seperti kasta Ksatria, Wesya dan Sudra. Ke empat kasta tersebut merupakan tingkat derajad di dalam masyarakat waktu itu. Ke empat kasta ini disebut sebagai Catur Wana.Di zaman ini penulisan Weda berkembang menjadi empat bagian yaitu:
·         Reg Weda (berisi tentang ajaran-ajaran Hindu, merupakan kitab tertua (1500-900 SM) kira-kira muncul saat bangsa Aria ada di Punjab.)
·         Sama Weda (berisi nyanyian puji-pujian yang wajib dinyanyikan saat diselenggarakan upacara agama.)
·         Yajur Weda (berisi doa-doa yang dibacakan waktu diselenggarakan upacara agama, lahir saat bangsa Aria menguasai daerah Gangga Tengah.)
·         Athara Weda (berisi kumpulan mantera-mantera gaib, doa-doa untuk menyembuhkan penyakit. Doa/mantra muncul saat bangsa Arya menguasai Gangga Hilir.)
v  Zaman Upanisad  = di zaman di tandai dengan munculnya kitab Upanisad. Dimana kehidupan agama di zaman ini berpangkal pada filosofi atau kerohanian. Di zamanterdapat pengetahuan batin sehingga dapat membuka takbir alam ghaib. Konsepsi terdapat keyakinan pada panca Sraddha yaitu Brahman, Atman, Karman, Samsara dan Moksa. Demikian konsepsi tujuh hidup yang di sebut Parusartha yaitu Dharma, Artha, Kama dan Moksa pada zaman ini di formulasi dengan Jelas. Karma ialah perbuatan baik-buruk dari manusia ketika hidup di dunia yang menentukan kehidupan berikutnya. Moksa ialah tingkatan hidup tertinggi yang terlepas dari ikatan keduniawian atau terbebas dari renkarnasi.



Jaman ini meliputi masa perkembangn kitab-kitab Upanisad disertai munculnya kitab Wira Carita Ramayana dan Mahabarata sebagai unsure contoh sikap yang baik dan benar.
Zaman ini ditandai dengan munculnya kitab-kitab Sutra yang memuat penjelasan uraian dan komentar terhadap Weda dan Mantra, seperti Kalpasutra (kitab penuntun sesaji).
Zaman ini ditandai dengan lahirnya pemikiran-pemikiran besar seperti Sankara, Ramanuja, Madhwa dan lain-lain.
Sistem kemasyarakatan yang tercipta dalam masyrakat Hindu menurut Kitab Rig-Vega adalah sebagai berikut:
Mereka hidup di desa, mata pencaharian mereka beternak dan bertani. Mereka mengenal pertenunan, pembuatan barang keramik dan pertukangan.
Kepala pemerintahan tertinggi, raja yang berkuasa turun temurun. Dibantu dewan tertua dan kaum Brahmana.
Mengenal pembagian masyarakat atas kasta-kasta tertentu, yaitu Brahmana, Ksatria, Waisya dan Sudra. Pembagian tersebut didasarkan pada tugas/ pekerjaan mereka.
v  Brahmana bertugas mengurus soal kehidupan keagamaan, terdiri dari para pendeta. Keberadaan kasta ini ada pada posisi paling penting dan punya pranan yang sangat besar bagi berjalannya pemerintahan. Mereka adalah orang yang paling mengerti mengenai seluk beluk agama Hindu, serta menjadi penasehat raja.
v  Ksatria berkewajiban menjalankan pemerintahan termasuk pertahanan Negara. Yang termasuk dalam kasta ini adalah para bangsawan, raja dan keluarganya, para pejabat pemerintah. Kasta ini memiliki kedudukan yang penting dalam pemerintahan, punya banyak hak tetapi tidak memiliki kewajiban untuk membayar pajak, memberikan persembahan, dsb.
v  Waisya bertugas berdagang, bertani, dan berternak. Mereka yang tergolong dalam kasta ini adalah para pedagang besar (saudagar),para pengusaha. Dalam golongan masyarakat biasa kasta ini cukup memiliki peran penting.
v  Sudra bertugas sebagai petani/ peternak, para pekerja/ buruh/budak. Mereka adalah para pekerja kasar. Mereka mempunyai banyak kewajiban terutama wajib kerja tetapi keberadaannya kurang diperhatikan.
Di luar kasta tersebut terdapat kasta Paria terdiri dari pengemis dan gelandangan. 
Pembagian kasta muncul sebagai upaya pemurnian terhadap keturunan bangsa Aria sehingga dilakukan pelapisan yang bersumber pada ajaran agama. Pelapisan tersebut dikenal dengan Caturwangsa/Caturwarna, yang berarti empat keturunan/ empat kasta. Pembagian kasta tersebut didasarkan pada keturunan. Dalam konsep Hindu sesorang hanya dapat terlahir sebagai Hindu.
Perkawinan antar kasta dilarang dan jika terjadi dikeluarkan dari kasta dan masuk dalam golongan kaum Paria seperti bangsa Dravida. Paria disebut juga Hariyan dan merupakan mayoritas penduduk India.
Pada abad ke 6 SM agama Hindu mengalami kemunduran (kemunduran bukan berarti hilang sama sekali) disebabkan oleh faktor-faktor, yaitu:
v  Kaum Brahmana terlalu memonopoli upacara keagamaan. Masyarakat umum tidak tahu mengenai seluk beluk (detail) agama Hindu hanya pendetalah yang tahu karena mereka yang menguasai bahasa Sansekerta (bahasa yang digunakan dalam kitan suci Weda). Hal ini menyebabkan muncul rasa anti agama sebab seakan-akan agama Hindu hanya untuk kaum brahmana atau paling tidak kasta ksatria tapi untuk rakyat biasa tidak akan memberikan pengaruh baik.
v  Adanya sistem kasta dalam agama Hindu, Sistem kasta dalam agama Hindu membedakan derajat dan martabat manusia berdasarkan kelahirannya. Golongan Brahmana berada pada kasta tertinggi sementara Masyarakat biasa terutama Sudra berada pada kasta terendah yang dibebankan kewajiban yang berat. Karena kedudukannya tertinggi maka tak jarang kaum pendeta bertindak sewenang-wenang.
v  Timbul golongan yang berusaha mencari jalan sendiri untuk mencapai hidup abadi yang sejati. Golongan tersebut disebut golongan Buddha yang dihimpun oleh Sidharta.
Agama Budha tumbuh di India tepatnya bagian Timur Laut. Muncul sekitar 525 SM. Agama Budha muncul dan dikenalkan oleh Sidharta (semua harapan dikabulkan). Agama Budha muncul disebabkan karena :
v  Sidharta melihat adanya dominasi golongan Brahmana atas ajaran dan ritual keagamaan dalam masyarakat India. Lagipula hanya kaum brahmana yang menguasai kitab suci Weda sementara kasta lain tau mengenai ajaran Hindu dari Brahmana tanpa boleh mempelajari langsung ajaran Hindu. Dalam kegiatan pemerintahan pun Brahmana turut campur tangan.
v  Sidharta memandang bahwa adanya sistem kasta dalam agama Hindu dapat memecah belah masyarakat, bahkan sistem kasta dianggap membedakan derajat dan martabat manusia berdasarkan kelahiran. Padahal setiap manusia itu sama kedudukannya.
Itulah fenomena yang ada di lingkungannya sementara itu satu hal yang membuat Sidharta akhirnya berusaha untuk menentang adat dan tradisi yang ada adalah karena beliau melihat adanya kenyataan hidup bahwa manusia akan tua, sakit, mati, dan hidup miskin yang intinya bahwa bagi Sidharta kehidupan adalah suatu “PENDERITAAN”. Oleh karena itu manusia harus dapat menghindarkan diri dari penderitaan (samsara), dan demi mencari cara atau jalan untuk membebaskan diri dari penderitaan guna mencapai kesempurnaan maka beliau meninggalkan istana dengan segala kemewahannya melakukan meditasi tepatnya di bawah pohon Bodhi di daerah Bodh Gaya. Dalam meditasinya tersebut akhirnya Sidharta memperoleh penerangan agung dan saat itulah terlahir/ tercipta agama Budha. Agama Budha lahir sebagai upaya pengolahan pemikiran dan pengolahan  diri Sidharta sehingga menemukan cara yang terbaik bagi manusia agar dapat terbebas dari penderitaan di dunia sehingga dapat mencapai kesempuirnaan (nirwana) dan berharap tidak akan terlahir kembali di dunia untuk merasakan penderitaan yang sama.
Menurut agama Budha kesempurnaan (Nirwana) dapat dicapai oleh setiap orang tanpa harus melalui bantuan pendeta/ kaum Brahmana berbeda dengan ajaran Hindu dimana hanya pendeta yang dapat membuat orang mencapai kesempurnaan.
Dalam Budha, setiap orang mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk mencapai kesempurnaan tersebut asalkan ia mampu mengendalikan dirinya sehingga terbebas dari samsara ( 9 kesengsaraan).
Sidharta Gautama dikenal sebagai Budha atau seseorang yang telah mendapat pencerahan. Sidharta artinya orang yang mencapai tujuan. Sidharta disebut juga Budha Gautama yang berarti orang yang menerima bodhi.
Ajaran agama Budha dibukukan dalam kitab Tripitaka (dari bahasa Sansekerta Tri artinya tiga dan pitaka artinya keranjang). Kitab Tripitaka terdiri atas 3 kumpulan tulisan, yaitu :
v  Sutta (Suttanata) Pitaka berisi kumpulan khotbah, pokok-pokok atau dasar ajaran sang Buddha
v  Vinaya Pitaka berisi kodefikasi aturan-aturan yang berkenaan dengan kehidupan pendeta atau segala macam peraturan dan hukum yang menentukan cara hidup para pemeluknya.
v  Abhrdharma Pitaka berisi filosofi (falsafah agama), psikologi, klasifikasi, dan sistematisasi doktrin
Ada 4 tempat yang dianggap suci oleh umat Budha karena berhubungan dengan kehidupan Sidharta. Keempat tempat tersebut adalah sebagai berikut :
v  Taman Lumbini di Kapilawastu sebagai tempat kelahiran Sidharta (563 SM). Sementara itu masa kecil Sidharta di lewatkan di daerah Kapilawastu tersebut.
v  Bodh Gaya sebagai tempat Sidharta menerima penerangan agung.
v  Benares (Taman Rusa) sebagai tempat Sidharta pertama kali mengajarkan ajarannya.
v  Kusinegara merupakan tempat wafat Sidharta (482 SM)
            Peristiwa kelahiran, menerima penerangan agung dan kematian Sidharta terjadi pada tanggal yang bersamaan yaitu waktu bulan purnama pada bulan Mei. Sehingga ketiga peristiwa tersebut dirayakan umat Budha sebagai Triwaisak.
Perkembangan Agama Budha mencapai puncaknya kejayaannya pada masa pemerintahan raja Ashoka dari Dinasti Maurya. Ia mampu menjadikan ¾ wilayah India menganut agama Budha dan Ia menetapkan agama Budha sebagai agama resmi negara. Perkembang agama Budha saat itu cepat serta dapat diterima masyarakat India. Selain faktor utama ini terdapat juga faktor pendukung diantaranya adalah sebagai berikut.
v  Penyebaran agama Budha dilakukan dengan mengunakan bahasa rakyat sehari-hari seperti bahasa Prakrit, dan bukan bahasa Sansekerta yang hanya dikuasai dan dimengerti oleh kaum Brahmana.
v  Ajaran agama Budha dapat diterima/ dianut dan disebarkan pada siapapun tidak hanya pada golongan tertentu sehingga dapat disebut ajaran Sidharta ini bersifat non-eksklusif.
v  Dalam agama Budha tidak dikenal adanya sistem kasta sebab sistem ini dipandang akan membedakan masyarakat atas harkat dan martabatnya. Sehingga dalam Budha laki-laki ataupun perempuan, miskin atupun kaya sama saja semuanya punya hak yang sama dalam kehidupan ini.
            Setelah 100 tahun wafatnya Sang Budha timbul bermacam-macam penafsiran terhadap hakikat ajaran Budha. Perpecahan dalam agama Budha terjadi karena masing-masing mempunyai pandangan/ aliran sendiri. Diantaranya aliran yang terkenal yaitu Hinayana dan Mahayana.
v  Hinayana artinya kendaraan kecil. Menurut aliran ini tiap orang wajib berusaha sendiri untuk mencapai nirwana. Untuk mencapai Nirwana sangat tergantung pada usaha diri melakukan meditasi. Hinayana, lebih tertutup hanya mengejar pembebasan bagi diri sendiri. Yang berhak menjadi Sanggha adalah para biksu dan biksuni yang berada di Wihara. Ajarannya lebih mendekati Budha semula. Pengikutnya sebagian besar berada di daerah Srilanka, Myanmar (Birma), dan Muangtai.
v  Mahayana artinya kendaraan besar. Mahayana, sifatnya terbuka. Penganut aliran ini mengajarkan pembebasan bagi diri sendiri serta bermisi pembebasan bagi orang lain. Setiap orang berhak menjadi Sanggha sejauh sanggup menjalankan ajaran dan petunjuk sang Budha. Jadi aliran Mahayana mengajarkan untuk mencapai Nirwana setiap orang harus mengembangkan kebijaksanaan dan sifat welas asih (belas kasih). Setiap manusia berusaha hidup bersama/ membantu setiap orang lain dalam mencapai Nirwana. Ajarannya sudah berbeda dengan ajaran Budha semula. Para pengikutnya sebagian besar ada di daerah Indonesia, Jepang, Cina, dan Tibet.
2.2.6. Ajaran Sang Budha
            Budha mengajarkan 4 kenyataan dalam hidup, yaitu bahwa:
·         Hidup merupakan samsara
·         Samsara disebabkan oleh nafsu yang menguasai manusia
·         Samsara dapat dihilangkan dengan menghilangkan nafsu
·         Untuk menghilangkan nafsu, ditempuh delapan jalur kebenaran.

Delapan Jalan Kebenaran :
- Mempunyai pandangan yang benar        Punya penghidupan yang benar
- Mempunyai niat yang benar                 Berusaha yang benar
- Berbicara yang benar                           Memperhatikan hal-hal yang benar
- Berbuat yang benar                              Bersemadi yang benar 
Tiga Kebaktian (Tri Dharma)dalam agama Budha :
  1. Berbakti kepada Sang Budha
  2. Berbakti kepada ajaran-ajarannya
  3. Berbakti kepada Sanggha (jemaat Perkumpulan)
            Tridharma jika diucapkan oleh seseorang yang mau masuk agama budha adalah sebagai berikut.
  1. Saya mencari perlindungan pada Budha
  2. Saya mencari perlindungan pada Dharma
  3. Saya mencari perlindungan pada Sanggha
            Selain Tridarma dalam agama Budha dikenal juga Triratna yang berarti tiga mutiara, terdiri dari Budha, Dharma, dan Sanggha.
Budha, yaitu Sidharta yang telah dianggap sebagai dewa
Dharma, yaitu kewajiban yang harus ditaati oleh umat Buddha.
Sanggha, yaitu aturan/ perkumpulan dalam agama Budha
2.2.7. Kemunduran Agama Budha
Kemunduran agama Budha di India disebabkan karena :
v  Setelah Asoka wafat (232 SM) tidak ada raja yang mau melindungi dan mengembangkan agama Budha di India.
v  Agama Hindu berusaha memperbaiki kelemahan-kelemahannya sehingga pengikutnya bertambah banyak.


Persamaan Hindu dan Budha :
·         Sama-sama tumbuh dan berkembang di India
·         Selalu berusaha untuk meletakkan dasar-dasar ajaran kebenaran dalam kehidupan manusia di dunia ini. Diarahkan pada tindakan-tindakan yang dibenarkan oleh agama.
·         Tujuan untuk menyelamatkan umat manusia dari rasa kegelapan/ mengantarkan umat manusia untuk dapat mencapai tujuan hidupnya yaitu kesempurnaan.
Perbedaan Hindu dan Budha :
HINDU
BUDHA
Muncul sebagai perpaduan budaya bangsa Aria dan bangsa Dravida
Muncul sebagai hasil pemikiran dan pencerahan yang diperoleh Sidharta dalam rangka mencari jalan lain menuju kesempurnaan(nirwana)
Kitab sucinya, WEDA
Kitab Sucinya, TRIPITAKA
Mengakui 3 dewa tertinggi yang disebut Trimurti
Mengakui Sidharta Gautama sebagai guru besar/ pemimpin agama Budha
Kehidupan masyarakat dikelompokkan menjadi 4 golongan yang disebut Kasta (kedudukan seseorang dalam masyarakat diterima secara turun-temurun/didasarkan pada keturunan).
Tidak diakui adanya kasta dan memandang kedudukan seseorang dalam masyarakat adalah sama.
Adanya pembedaan harkat dan martabat/hak dan kewajiban seseorang
Tidak mengenal pembagian hak antara pria dan wanita
Agama Hindu hanya dapat dipelajari oleh kaum pendeta/Brahmana dan disebarkan/ diajarkan pada golongan tertentu sehingga sering disebut agamanya kaum brahmana.
Agama Budha dapat dipelajari dan diterima oleh semua orang tanpa memandang kasta
Agama Hindu hanya bisa dipelajari dengan menggunakan bahasa Sansekerta
Agama Budha disebarkan pada rakyat dengan menggunakan bahasa rakyat sehari-hari, seperti bahasa Prakrit
Kesempurnaan (Nirwana) hanya dapat dicapai dengan bantuan/bimbingan pendeta
Setiap orang dapat mencapai kesempurnaan dengan usaha sendiri yaitu dengan meditasi
Seorang terlahir sebagai Hindu bukan menjadi Hindu sehingga kehidupan telah ditentukan sejak lahir.
Kehidupannya ditentukan oleh darma baik yang berhasil dilakukan semasa hidup
Mengenal adanya kelahiran kembali setelah kematian (reinkarnasi)
Tidak menenal reinkarnasi tetapi mengenal karma
Dibenarkan untuk mengadakan upacara korban
Tidak dibenarkan mengadakan upacara korban



            Dari uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa :
·         Agama Hindu tumbuh bersamaan dengan kedatangan bangsa Arya (cirinya kulit putih, badan tinggi, hidung mancung) ke Mohenjodaro dan Harappa (Peradaban Lembah Sungai Indus) melalui celah Kaiber (Kaiber Pass) pada tahun 2000-1500 SM
·         Agama Budha tumbuh di India tepatnya bagian Timur Laut. Muncul sekitar 525 SM. Agama Budha muncul dan dikenalkan oleh Sidharta yang telah mendapatkan pencerahan dari sang dewa, dan menyebarkan kepada Masyarakat menggunakan bahasa pribumi.
·         Pada abad ke 6 SM agama Hindu mengalami kemunduran (kemunduran bukan berarti hilang sama sekali) disebabkan karena :
1.      Kaumb brahmana lebih memonopoli upacara keagamaan.
2.      Adanya system kasta dalam kehidupan social masyarakat.
3.      Adanya golongan yang mencari jalan lain untuk hidupnya.
·         Agama Budha mundur karena :
1.      Setelah raja Asoka meninggal, tidaka ada lagi yang mau melindungi dan mengembangkan agama budha.
2.      Agama hindu telah melakukan pernaikan dari kesalahan-kesalahannya, sehingga pengikutnya bertambah banyak.


1.      Didik Sugandi, dkk, (1986), "Sejarah Dunia", Jakarta, Kurnika.
2.      Helius Syamsuddin, (1986), "Sejarah Dunia", Jakarta, Kurnika.
3.      Http//www.google.com/sejarah/india/hindu.
4.      Http//www.google.com/sejarah/india/budha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar