Rabu, 26 Juni 2013

Konsep Dasar Ilmu Sosial


UNEJ



 






KONSEP DASAR ILMU SOSIAL


Oleh Kelompok I :


Quraisyi                     120210302003
M. Fajar S.                 120210302077
Sigit Candra L           120210302079
Ario Nugroho S         120210302066





JURUSAN ILMU SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER

Alhamdulillah, Segala puja dan Puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT, yang mana berkat hidayah dan ma'unahnya kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan rampung.
Yang kedua. Shalawat serta salamullah semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang mana berkat jerih payah beliau, kita bisa menikmati manisnya ilmu pengetahuan dengan adanya Dinul Islam.
Dalam makalah ini, kami berkesempatan untuk sedikit membahas tema "Konsep Dasar Ilmu Sosial", yang mana dalam makalah ini, kami berusaha untuk menggali dan mencari tau, serta memberi pengetahuan baru kepada para pembaca mengenai apa itu ilmu social, hakikatnya, Dan seterusnya.
Tak ada gading yang tak retak, mungkin seperti itulah kami menggambarkan makalah kami yang masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari siapapun, agar dalam penulisan makalah yang selanjutnya bisa lebih baik lagi.





                                                                        Kelompok I


1.3. Tujuan. 2
1.4. Manfaat 2



Seorang awam yang untuk pertama kalinya mempelajari ilmu social, sesungguhnya secara tidak sadar telah mengetahui sedikit tentang sosiologi. Selama hidupnya, dia telah menjadi anggota masyarakat dan sudah mempunyai pengalaman-pengalaman dalam hubungan social atau hubungan antar manusia. Sejak lahir di dunia, dia sudah berhubungan dengan orang tua misalnya, dan semakin meningkat usianya, bertambah luas pulalah pergaulannya dengan manusia lainnya di dalam masyarakat. Dia juga menyadari, masa-masa yang silam. Secara sepintas lalu diapun mengetahui bahwa di dalam pelbagai hal dia mempunyai persamaan-persamaan dengan orang-orang lain, sedangkan dalam hal-hal lain dia mempunyai sifat-sifat khas berlaku bagi dirinya sendiri sehingga berbeda dengan orang lain. Semuanya merupakan pengetahuan yang bersifat sosiologis oleh karena ikut sertanya dia di dalam hubungan-hubungan social, dalam membentuk kebudayaan masyarakatnya dan kesadaran akan adanya persamaan dan perbedaan dengan orang lain, semua itu memberikan gambaran tentang obyek yang dipelajarinya yaitu ilmu social. Akan tetapi semuanya itu belum berarti bahwa dia adalah seorang sosiolog.

Ada beberapa hal yang kami jadikan permasalahan dalam makalah ini, yaitu :
v  Apa definisi dari ilmu social,?
v  Apa objek kajian dari ilmu social,?
v  Disiplin ilmu apa saja yang termasuk dalam ilmu social,?


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu :
v  Untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Pengantar Ilmu Sosial.
v  Untuk mengetahui apa itu Ilmu Sosial.
v  Untuk mengetahui apa saja objek kajian dari ilmu social.
v  Untuk mengetahui apa saja disiplin ilmu yang ada dalam ilmu social.

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
v  Memberi pengetahun baru bagi kami pribadi sebagai penulis makalah ini tentang ilmu social, objek kajiannya, dan disiplin ilmu-ilmu yang ada dalam ilmu social.
v  Memberi pengetahun baru bagi pembaca tentang ilmu social, objek kajiannya, dan disiplin ilmu-ilmu yang ada dalam ilmu social.


Sejarah ilmu-ilmu sosial dimulai pada akar filsafat kuno. Dalam sejarah kuno, tidak ada perbedaan antara matematika dan studi sejarah, puisi atau politik. Ini kesatuan ilmu pengetahuan sebagai tetap deskriptif dan penalaran deduktif dari aksioma menciptakan kerangka ilmiah. Zaman Pencerahan melihat sebuah revolusi dalam filsafat alam, perubahan kerangka dasar dengan mana individu memahami apa yang ilmiah. Di beberapa tempat, tren percepatan studi matematika dianggap sebuah realitas independen dari pengamat dan bekerja dengan aturan sendiri. Ilmu sosial datang dari filosofi moral waktu dan dipengaruhi oleh Zaman Revolutions, seperti revolusi industri dan revolusi Perancis, ilmu-ilmu sosial dikembangkan dari ilmu-ilmu (eksperimental dan diterapkan), atau pengetahuan sistematis. -basis atau praktik preskriptif, yang berkaitan dengan perbaikan sosial dari sekelompok entitas berinteraksi-.
Awal dari ilmu-ilmu sosial di abad ke-18 yang tercermin dalam berbagai ensiklopedia Diderot besar, dengan artikel dari Rousseau dan pelopor lainnya. Pertumbuhan ilmu-ilmu sosial juga tercermin dalam ensiklopedi khusus lainnya. Periode modern melihat "ilmu sosial" pertama kali digunakan sebagai bidang konseptual yang berbeda, Social ilmu dipengaruhi oleh positivisme, berfokus pada pengetahuan berdasarkan pengalaman, arti sebenarnya positif dan menghindari yang negatif;. Spekulasi metafisik dihindari.
 Sekitar pergantian abad ke-20, filsafat Pencerahan ditantang di berbagai tempat. Setelah penggunaan teori klasik sejak akhir dari revolusi ilmiah, berbagai bidang studi matematika diganti untuk studi eksperimental dan persamaan memeriksa untuk membangun struktur teoritis. Perkembangan sub-bidang ilmu sosial menjadi sangat kuantitatif dalam metodologi. Sebaliknya, sifat interdisipliner dan lintas-disiplin penyelidikan ilmiah ke perilaku manusia dan faktor sosial dan lingkungan yang mempengaruhi itu membuat banyak dari ilmu alam tertarik pada beberapa aspek metodologi ilmu sosial, Contoh mengaburkan batas antara disiplin yang muncul seperti penelitian sosial. kedokteran, sosiobiologi, neuropsikologi, bioeconomics dan sejarah dan sosiologi ilmu pengetahuan. Semakin, kuantitatif dan kualitatif metode penelitian yang terintegrasi dalam studi tindakan manusia dan implikasi dan konsekuensi. Pada paruh pertama abad ke-20, statistik menjadi sebuah disiplin yang berdiri bebas matematika diterapkan. Metode statistik yang digunakan percaya diri.
Pada periode kontemporer, Karl Popper dan Talcott Parsons dipengaruhi kelanjutan ilmu-ilmu sosial. Para peneliti terus mencari konsensus terpadu pada apa metodologi yang mungkin memiliki kekuatan dan perbaikan untuk menghubungkan "teori besar" yang diusulkan dengan berbagai midrange teori-teori yang, dengan cukup sukses, terus memberikan kerangka dapat digunakan untuk besar, bank data tumbuh, karena lebih lanjut, lihat pertepatan. Saat ini meskipun, berbagai kemajuan alam ilmu sosial dalam berbagai cara, meningkatkan pengetahuan masyarakat secara keseluruhan. Ilmu-ilmu sosial akan untuk masa mendatang akan terdiri dari zona yang berbeda dalam penelitian, dan kadang-kadang berbeda dalam pendekatan terhadap lapangan. "Ilmu sosial" bisa merujuk baik untuk ilmu-ilmu masyarakat tertentu yang ditetapkan oleh pemikir seperti Comte, Durkheim, Marx, dan Weber, atau lebih umum untuk semua disiplin ilmu di luar sains mulia dan seni. Dengan akhir abad 19, ilmu-ilmu sosial akademik merupakan lima bidang: hukum dan amandemen hukum, pendidikan, kesehatan, ekonomi dan perdagangan, dan seni.
Istilah ilmu sosial menurut Ralf Dahrendorf, seorang ahli sosiologi Jerman dan Penulis Buku Class and Class Conflict in Industrial Society yang dikenal sebagai pencetus teori Konflik Non-Marxis, merupakan suatu konsep yang ambisius untuk mendefinisikan seperangkat disiplin akademik yang memberikan perhatian pada aspek-aspek kemasyarakatan manusia. Bentuk tunggal ilmu sosial menunjukkan sebuah komunitas dan pendekatan yang saat ini hanya di klaim oleh beberapa orang saja; sedangkan bentuk jamaknya, ilmu-ilmu sosial mungkin istilah tersebut merupakan bentuk yang lebih tepat.
Ilmu Sosial (Inggris:social science) atau Ilmu Pengetahuan Sosial (Inggris:social studies) adalah "sekelompok disiplin akademis yang mempelajari aspek-aspek yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan Sosialnya". Ilmu ini berbeda dengan seni dan humaniora karena menekankan penggunaan metode ilmiah dalam mempelajari manusia, termasuk metoda kuantitatif dan kualitatif. Istilah ini juga termasuk menggambarkan penelitian dengan cakupan yang luas dalam berbagai lapangan meliputi perilaku dan interaksi manusia pada masa kini dan masa lalu. Berbeda dengan ilmu sosial secara umum, IPS tidak memusatkan diri pada satu topik secara mendalam melainkan memberikan tinjauan yang luas terhadap masyarakat.Ilmu sosial, dalam mempelajari aspek-aspek masyarakat secara subjektif, inter-subjektif, dan objektif atau struktural, sebelumnya dianggap kurang ilmiah bila dibanding dengan ilmu alam.
 Namun sekarang, beberapa bagian dari ilmu sosial telah banyak menggunakan metoda kuantitatif. Demikian pula, pendekatan interdisiplin dan lintas-disiplin dalam penelitian sosial terhadap perilaku manusia serta faktor sosial dan lingkungan yang mempengaruhinya telah membuat banyak peneliti ilmu alam tertarik pada beberapa aspek dalam metodologi ilmu sosial. Penggunaan metoda kuantitatif dan kualitatif telah makin banyak diintegrasikan dalam studi tentang tindakan manusia serta implikasi dan konsekuensinya.Karena sifatnya yang berupa penyederhanaan dari ilmu-ilmu social.
Istilah sosial (social dalam bahasa inggris) dalam ilmu sosial memiliki arti yang berbeda-beda, misalnya istilah sosial dalam sosialisme dengan istilah Departemen Sosial, jelas kedua-duanya menunjukkan makna yang sangat jauh berbeda. Menurut Soekanto (1986: 11) apabila istilah sosial pada ilmu social menunjuk pada objeknya, yaitu masyarakat, sosialisme adalah suatu ideology yang berpokok pada prinsip pemilikan umum atas alat-alat produksi dan jasa-jasa dalam bidang ekonomi (Fairchild, 1964: 296). Sedangkan istilah social pada departemen social, menunjukkan pada kegiatan-kegiatan di lapangan social. Artinya, kegiatan-kegiatan yang ditunjukkan untuk mengatasi persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat dalam bidang kesejahteraan, seperti tuna karya, tuna susila, tuna wisma, orang jompo, anak yatim piatu, dan lain-lain. Selain itu, Soekanto (1993: 464) mengemukakan bahwa istilah social pun berkenaan dengan perilaku interpersonal, atau yang berkaitan dengan proses-proses social. Secara keilmuan, masyarakat yang menjadi objek kajian ilmu-ilmu social, dapat dilihat sebagai sesuatu yang terdiri atas beberapa segi. Di lihat dari segi ekonomi, akan bersangkut-paut dengan factor produksi, distribusi, penggunaan barang-barang, serta jasa-jasa. Di sinilah ilmu ekonomi yang kan membahas tentang usaha-usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan materialnya dari bahan-bahan yang terbatas ketersediannya. Sedangkan dari segi politik, antara lain berhubungan dengan penggunaan kekuasaan dalam masyarakat. Berbeda dengan psikologi social, yang pada hakikatnya mempelajari perilaku manusia sebagai individu secara social. Selain itu, terdapat antropologi budaya yang lebih menekankan pada masyarakat dan kebudayaannya, dan begitu seterusnya utuk ilmu-ilmu social lainnya, seperti geografi social, sejarah, maupun sosiologi.
            Ilmu-ilmu sosial merupakan ilmu yang mempelajari tindakan-tindakan yang berlangsung dalam proses kehidupan dalam upaya menjelaskan mengapa manusia berperilaku seperti apa yang mereka lakukan. Setiap ilmu sosial merupakan suatu disiplin ilmu yang merupakan suatu batang tubuh atau struktur ilmu pengetahuan (Body Of Knowledge Atau Structur Of Knowledge) tentang suatu bidang. Setiap ilmu sosial (sejarah, geografi, ilmu politik, ilmu ekonomi, sosiologi, dan antroplogi) memandang manusia dari sudut pandang dan menggunakan metode kerja yang berbeda untuk memperoleh struktur ilmunya. Pengetahuan tentang tindakan manusia ini membentuk suatu dasar materi ilmu pengetahuan sosial (IPS).
Suatu struktur ilmu pengetahuan, termasuk ilmu sosial tersusun dalam tiga tingkatan dari yang paling sempit ke yang paling luas, yaitu fakta, konsep, dan generalisasi (Savage dan Amstrong, 1996:24). Ketiga hal itu membangun materi ilmu sosial
v  Kedudukan Ilmu Sosial dalam bidang ilmu
Beberapa mata pelajaran, misalnya sejarah, ekonomi, geografi, tata negara, sosiologi, dan antropologi, kimia, biologi, fisika, matematika, dan lainnya. Merupakan sesuatu yang dapat disebut sebagai bidang ilmu atau disiplin ilmu. Macam-macam ilmu tersebut merupakan hasil dari suatu proses perkembangan ilmu pengetahuan manusia, dari dahulu sampai sekarang.
Perkembangan ilmu pengetahuan dapat ditelusuri sejak jaman yunani kuno. Pada masa itu, semua pengetahuan pada mulanya merupakan satu kesatuan dan belum terspesialisasi seperti sekarang ini. Yang dikenal pada masa itu hanyalah filsafat antara lain filsafat alam dan filsafat sosial menurut N. Daldjoeni dalam Samlawi dan Maftuh (1998:2). Dari filsafat itulah kemudian orang mengembangkan berbagai macam cabang ilmu pengetahuan sesuai dengan kebutuhan manusia. Filsafat alam melahirkan ilmu-ilmu alamiah dan filsafat sosial melahirkan ilmu-ilmu sosial. Kemudian berikutnya lahir pula ilmu-ilmu budaya secara tersendiri.
Dilihat dari sejarah perkembangan ilmu, filsafat dapat dikatakan sebagai induk atau sumber dari berbagai macam ilmu pengetahuan. Dari filsafat lahir 3 cabang ilmu pengetahuan yang masing-masing terbagai-bagi lagi ke dalam beberapa disiplin ilmu atau spesialisasi. Secara spesialisasi ketiga cabang ilmu pengetahuan itu adalah sebagai berikut :
A.    Ilmu-ilmu Alamiah (Natural Sciencis), meliputi : fisika, kimia, biologi, astronomi, dan matematika;
B.     Ilmu-ilmu Sosial (Social Sciencis), terdiri dari : sosiologi, ilmu ekonomi, ilmu politik, antropologi, sejarah, psikologi, geografi, dan lainnya;
C.     Ilmu-ilmu Budaya (Humanities), meliputi : ilmu bahasa, kesusastraan, kesenian, dan lainnya.
Dari pembagian di atas dapat kita lihat bahwa ilmu-ilmu sosial pada awalnya juga berinduk kepada filsafat yang kemudian memisahkan dan mengembangkan diri secara terpisah dari ilmu-ilmu alamiah dan ilmu-ilmu budaya. Ilmu sosial pun kemudian terpecah-pecah lagi ke dalam beberapa cabang ilmu yang berbeda-beda fokus dan metode kajiannya dari ilmu sosial yang satu kemudian lahirlah sosiologi, ilmu ekonomi, ilmu politik, antropologi, sejarah, psikologi, geografi, dan lainnya. Sekalipun semua ilmu sosial itu sama mengkaji tentang manusia, tetapi setiap cabang ilmu sosial meninjaunya dari sudut pandang berbeda.
Adapun objek kajian dari ilmu social adalah sebagai berikut :
1.      Sebagai ilmu yang mengkaji interaksi manusia dengan manusia lain.
2.      Dalam kelompok (seperti: keluarga, kelas social atau masyarakat) dan,
3.      Produk-produk yang timbul dari interaksi tersebut, seperti nilai, norma, serta kebiasaan-kebiasaan yang dianut oleh kelompok atau masyarakat tersebut.
Dari penjelasan di atas dapat dikatakan, bahwa objek studi atau kajian ilmu social adalah masyarakat, yakni hubungan antara manusia dan proses sebab-akibat yang timbul dari hubungan masyarakat.
Menurut Ralf Dahrendorf, seorang ahli Sosiologi Jerman dan penulis buku Class And Class Conflict In Industrial Society, menyatakan bahwa cabang ilmu social adalah sebagai berikut :
1.      Sosiologi.
2.      Antropologi
3.      Psikologi
4.      Ekonomi
5.      Geografi Sosial
6.      Politik
7.      Sejarah
Sedangkan menurut Wallerstein (1997:22) mengelompokkan beberapa disiplin ilmu yang dikategorikan sebagai ilmu social, yaitu :
1.      Sosiologi
2.      Antropologi
3.      Geografi
4.      Ekonomi
5.      Sejarah
6.      Psikologi Sosial
7.      Hukum
8.      Ilmu Politik
Sedangkan Brown dalam karyanya yang berjudul Explanation in Social Sciences (1972), bahwa yang termasuk dalam paket ilmu social meliputi :
1.      Sosiologi
2.      Antropologi
3.      Ekonomi
4.      Sejarah
5.      Demografi
6.      Ilmu Politik
7.      Psikologi Sosial


Dari uraian di atas dapat diambil beberapa kesimpulan bahwa :
1.      Ilmu Sosial (Inggris:social science) atau Ilmu Pengetahuan Sosial (Inggris:social studies) adalah "sekelompok disiplin akademis yang mempelajari aspek-aspek yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan Sosialnya".
2.      Adapun Objek kajian dari Ilmu Sosial adalah Masyarakat, Baik itu Individu maupun Golongan secara umum (Masyarakat)
3.      Yaitu Hukum, Demografi, Sosiologi, Antropologi, Psikologi, Ekonomi Geografi Sosial, Politik, Sejarah



1.      Basrowi, (2005), "Pengantar Sosiologi", Bogor, Ghalia Indonesia.
2.       O'Donnel, Kevin, (2009), "Post-Modernisme", Yogyakarta, Kanisius.
3.      Soekanto, Soerjono, (1990), "Sosiologi, Suatu Pengantar", Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada.
4.      Soelaeman, M. Munandar, (2006), "Ilmu Sosial Dasar, Teori dan Konsep Ilmu Sosial", Bandung, PT. Refika Aditama.
5.      Supardan, Dadang, (2009), "Pengantar Ilmu Sosial, Sebuah kajian Pendekatan Struktural", Jakarta, PT. Bumi Aksara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar