Jumat, 23 Mei 2014

Peta sketsa dan peta tematik

 
A. Sketsa

1. Pengertian sketsa

Sketsa adalah gambar yang dibuat tanpa pengukuran langsung di lapangan dan hanya menggambarkan seperti yang ada dalam pikiran (peta mental). Sketsa disebut juga dengan istilah denah. Sketsa/denah menggambarkan lokasi suatu tempat yang wilayahnya relatif sempit tanpa memperhatikan skala seperti peta. Sketsa sendiri merupakan asal muasal dari peta.

2. Unsur-unsur sketsa

a. Judul sketsa, judul sketsa biasanya cakupannya lebih sempit daripada peta. Contoh: sketsa ruang kelas 7A, sketsa rumah hingga sekolah, dan lain-lain.

b. Orientasi arah, seperti pada peta, orientasi arah sketsa biasanya digambar menggunakan anak panah dengan arah orientasi adalah utara, tetapi lebih fleksibel karena tidak ada aturan baku.

c. Garis Tepi, garis tepi berfungsi sebagai pembatas daerah, agar sketsa lebih fokus serta terlihat rapi dan indah.

d. Simbol, simbol sketsa lebih sederhana daripada simbol peta. Umumnya berbentuk garis, persegi, segitiga, dan lain-lain.

e. Keterangan, keterangan sketsa berisi keterangan simbol yang digunakan pada sketsa.

3. Membuat sketsa

Menggambar atau membuat sketsa, caranya sangat mudah. Langkah-langkah yang dikerjakan antara lain:

a. Mengetahui ciri khas kenampakan wilayah yang akan dibuat denah. Ciri khas yang terdapat pada suatu wilayah.

b. Menggambarkan jalan-jalan utama di denah tersebut dengan mencantumkan nama jalannya.

c. Menggambarkan objek-objek penting.

d. Mencantumkan tanda arah. Tanda arah berguna untuk menunjukkan arah.

B. Menentukan Skala dan Simbol Geografi pada Peta

1. Menentukan skala peta

Skala peta berguna agar penampakan obyek di bumi yang sangat besar dapat digambarkan pada peta, sehingga mudah digunakan untuk berbagai keperluan. Skala peta dapat ditentukan setelah membuat sketsa atau peta dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Ukurlah jarak dari suatu titik ke titik lainnya pada peta yang mudah dikenali dan mudah diukur di lapangan (jarak atau wilayah yang kecil).

b. Ukur jarak sebenarnya dari kedua titik tersebut di lapangan.

c. Bandingkanlah jarak di peta dengan jarak di lapangan dengan satuan ukur yang sama.

Skala peta ada 3 macam, yaitu:

1. Skala angka, Skala peta yang berupa angka pecahan.

Contoh: 1:100.000 artinya 1 cm di peta sama dengan 100.000 cm jarak di lapangan.

2. Skala grafik, Skala peta yang berupa grafik.

3. Skala huruf, perbandingan jarak (skala) pada peta dengan jarak sebenarnya, yang dinyatakan dengan kalimat.

Contoh: 1 inchi di peta sama dengan 10 mil dipermukaan bumi.

2. Menentukan simbol-simbol geografi pada peta

Sasaran dalam geografi berupa keadaan fisik alam dan nonfisik. Simbol pada peta dibuat untuk mewakili objek aslinya di permukaan bumi. Simbol geografi pada peta dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu

a. Simbol wilayah, Menggambarkan keadaan daerah tertentu yang dipetakan. Simbol ini terdiri atas luas deskriptif dan simbol luas abstrak. Simbol luas deskriptif penyajiannya diupayakan sama atau mendekati wujud sebenarnya, sedangkan simbol luas abstrak penyajiannya menggunakan garis atau titik-titik.

b. Simbol warna, digunakan pada peta yang menggambarkan keadaan data geografi tertentu.

Contoh: warna hijau (menggambarkan tentang dataran rendah), warna cokelat (menggambarkan tentang dataran pegunungan), warna putih (menggambarkan tentang dataran salju), warna kuning (menggambarkan tentang dataran tinggi), warna biru (menggambarkan tentang perairan).

c. Simbol titik, Berupa titik dengan berbagai ukuran dan bentuk. Simbol yang digunakan adalah bentuk simbol titik dapat berupa piktorial, geometrik, dan huruf. Simbol titik piktorial menyajikan bentuk asli dari unsur yang diwakilinya. Simbol titik geometrik menyajikan unsur yang diwakilinya dalam bentuk geometrik atau abstrak. Simbol titik dalam bentuk huruf digunakan untuk menyatakan unsur yang diwakilinya dalam bentuk huruf.


d. Simbol garis, Berupa garis dengan berbagai ukuran dan bentuk. Simbol garis digunakan untuk menyajikan unsur-unsur yang ada di permukaan bumi, baik berupa garis khayal maupun garis yang sebenarnya.

C. Peta Tematik

1. Pengertian peta tematik

Peta tematik yaitu peta yang menggambarkan keadaan khusus daerah yang dipetakan. Pada prinsipnya unsur-unsur peta tematik sama dengan peta pada umumnya. Peta tematik hanya menyajikan tema atau unsur-unsur tertentu saja. Komponen-komponen peta pada umumnya tidak berlaku mutlak untuk peta tematik, karena peta tematik memerlukan simbol-simbol khusus sesuai dengan tema peta.

2. Tahap-tahap membuat peta tematik

Proses pembuatan peta tematik terdiri dari beberapa tahap, yaitu:

a. Tahap Pengumpulan dan Pengolahan Data

Dalam tahap menyiapkan data, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu:

1. Menyiapkan informasi dasar; Informasi dasar yang diperlukan dalam pembuatan peta tematik antara lain kenampakan jalan, sungai, batas administrasi, dan penggunaan lahan. Menyiapkan informasi dasar yaitu dengan memperoleh data-data dalam pembuatan peta. Menurut sifatnya data dibedakan menjadi:

a. Data kualitatif yaitu data yang tidak memiliki tingkatan dan dikenali dari namanya saja. Data nominal termasuk dalam data kualitatif. Cara menggambar peta tematik dengan metode kualitatif meliputi:

1. Metode indeks figures, yaitu cara menggambar peta tematik dengan gambar-gambar kecil berukuran sama. Misal: bentuk segitiga, lingkaran, tanda silang, belah ketupat, dan lain-lain.

2. Metode indeks letters, yaitu metode menggambar dengan simbol huruf kecil berukuran sama. Misalnya: data pertanian, persebaran bahan tambang, dan lain-lain.

3. Metode choroschematic, yaitu metode menggambar dengan gambar menyerupai datanya.

4. Metode interdigitation, yaitu cara menggambar data yang bercampur, sehingga sulit menentukan data yang satu dengan data yang lain. Contoh: Peta persebaran agama, suku bangsa, bahasa, dan lain-lain.

b. Data kuantitatif, yaitu data yang mempunyai jumlah atau nilai. Misalnya data kepadatan penduduk (padat, sedang, jarang) dan data wilayah administrasi (kota provinsi, kota kabupaten, dan kota kecamatan). Menggambar peta tematik dengan metode kuantitatif meliputi:

1. Metode isopleth, yaitu menggambar peta tematik dengan garis.

a. Isohypse, yaitu garis yang menghubungkan tempat dengan ketingggian yang sama.

b. Isotheron, yaitu isopleth yang memiliki data temperatur sama.

c. Isobar, yaitu isopleth yang datanya berupa tekanan udara.

d. Isohyets, yaitu isopleth yang datanya berupa curah hujan.

e. Isobath, yaitu isopleth yang datanya berupa kedalaman laut.

f. Isogone, yaitu isopleth yang datanya berupa variasi deklinasi magnetik

2. Metode choropleth, yaitu cara menggambar peta tematik dengan memakai warna/shading.

Data dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut:

a. Cara langsung ialah dengan mengambil data di lapangan, seperti pengamatan, pengukuran, ataupun wawancara. Data yang diperoleh dengan cara ini disebut data primer.

b. Cara tidak langsung ialah dengan mengambil data yang telah tersedia dari berbagai sumber, seperti kantor desa atau kelurahan, Biro Pusat Statistik (BPS), Pusat Survei Pemetaan (Pussruta), Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal), dan lain-lain. Data yang diperoleh dengan cara ini disebut data sekunder.

2. Menyiapkan komponen peta tematik; Komponen-komponen tersebut antara lain judul peta, skala peta, koordinat peta, legenda peta, dan simbol yang akan digunakan.

3. Menyiapkan alat; Alat-alat yang digunakan antara lain kertas, kertas transparan, penggaris, pensil, penghapus, pensil warna untuk mewarnai sesuai tema atau simbolnya.

b. Pembuatan dan Penyajian

Berikut ini adalah contoh pembuatan peta tematik persebaran penduduk di Pulau Jawa. Dan langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

1. membuat judul yaitu persebaran penduduk Pulau Jawa.

2. Mengumpulkan data dan mengklasifikasikanya.

3. Menentukan simbol dan metode.

- Metode yang paling tepat yaitu metode choropleth.

- Simbol: kepadatan penduduk lebih dari 700 jiwa/km2 diberi warna gelap yang rapat, penduduk antara 400 - 700 jiwa/km2 diberi warna yang renggang dan penduduk kurang dari 400 jiwa/km2 tidak diberi warna.

4. Menyiapkan peta dasar dengan cara menjiplak menggunakan kertas kalkir (kertas tembus pandang).

5. Setelah peta dasar jadi, masukkan gambar/simbol data ke peta sesuai daerah penyebarannya. Maka, jadilah peta tematik kuantitatif persebaran penduduk di Pulau Jawa, sebagai berikut:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar